“Tepp”..Astaghfirullah…makalah
ku hilang secara tiba-tiba. Padahal besok harus sudah dipresentasikan
di depan client. Naskah presentasi yang sudah ku buat 3 hari ini yang
memakan waktu tenaga dan pikiran hilang begitu saja. Lenyap. Siapa yang
harus ku salahkan?? Ahh ini semua salahku.. karena membiarkan penyakit
yang sudah menjalar keseluruh tubuh laptop ku..aku pikir masih bisa
bertahan sampai satu bulan lagi, baru rencananya aku servis. Tapi
ternyata…ahh aku jadi kesal sendiri..proyek ku gagal.
Gara2
laptopku mati total pada malam itu. Ku coba tekan “Ctrl+Alt+Delete” tapi
ga ngaruh sama sekali..laptop ku HANG…!! Semua cara ga bisa nanganin,
ada satu cara; terpaksa restart…!!
Ya Allah…hilang semua apa yang sudah ku tulis tadi...Seketika langsung ku contact fuad temanku seorang teknisi computer.
“bos, laptop ane ko tiba2 mati yah?”
“hmmm…ada banyak faktor akh farid, kenapa computer mati secara mendadak
atau hang. bisa karena terserang virus, memory kepenuhan, ada shofware
yang tidak terinstal sempurna, bisa karena terlalu banyak software yang
dijalankan, jarang merawat dan membersihkan juga salah satu penyebab
komputer hang, atau kapasitas hardisk sudah terpakai maksimum, sehingga
jalannya program menjadi lambat, sampai akhirnya membuat komputer kita
hang..! antum bawa aja besok ke rumah ane. Nanti coba ane diagnosa
mudah2an masih bisa diobatin yaks”
“oh gitu yah…memang sih
beberapa minggu ini laptop ane loadingnya lemot banget. Sangat
mengganggu produktifitas ane jadinya..tapi mau gimana lagi cuma ini yang
ane punya ane juga ga faham gimana ngatasin lemotnya. Ok akh besok ane
ke tempat antum, mudah2an masih bisa diselamatkan.”
Kawan..
Mungkin ada satu masa saat kita mengalami “hang” dalam hidup ini.
Sebagaimana yang terjadi pada laptop akh farid di atas. Saat kemalasan
dalam beribadah begitu memuncak. Saat panggilan-panggilan dakwah tak
lagi menarik terdengar di telinga kita. Saat datang halaqoh dengan
bermalas-malasan. Saat Tilawah benar-benar terlupakan. Saat qiyamullail
menjadi sangat memberatkan. Saat wirid almatsurat menjadi begitu sulit
dilakukan. Saat dhuha menjadi begitu enggan dilaksankan, saat shaum
sunnah begitu memberatkan, Semua itu adalah indikasi bahwa kita sedang
mengalami “hang” dalam hidup ini.
“hang” ini bukan masalah
sederhana..komputer bisa error dan bahkan mati total jika dibiarkan
penyakit yang didalamnya terus menggerogotinya. Perlu tindakan secepat
mungkin agar komputer dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu pun
dengan kita, saat penyakit ini datang dalam hidup kita, segeralah di
diagnosa dan di cari obatnya agar peran kita diamanapun tetap maksimal.
Jika kesadaran akan kronisnya penyakit yang sedang menjalar dan
menggrogoti tubuh kita tak segera ditumbuhkan, maka kematian hati secara
total mungkin saja terjadi. Al hasil pundi amal yang dulu sering kita
kumpulkan harus diakhiri dengan ending yang menyedihkan. Mati dalam
keadaan suul khotimah..astaghfirullah.
Sebenarnya jika sudah
terasa virus-virus wahn menjangkiti tubuh kita, ada baiknya melakukan
refresh diri kita. Kalo bahasa komputer , saat komputer dirasa
beroperasinya tak selancar biasanya, ada gerak yang tersendat maka
segeralah “klick kanan tekan refresh lalu tekan F5”. Ini dimaksudkan
agar komputer dapat bekerja lebih baik dan tidak mengalami “hang” karena
mungkin terlalu banyak perintah atau program yang dijalankan. Begitupun
pada diri kita, saat dirasa gerak langkah semakin melemah, cobalah
untuk “klik kanan tekan refresh lalu tekan F5” di maksudkan agar
kejumudan hidup dapat segera diatasi dengan kembali menyegarkan hati dan
fikiran agar dapat segera pulih dan semangat kembali dalam menunaikan
segala tugas di muka bumi. Mari kita singkat “klik kanan tekan refresh
lalu tekan F5” menjadi
“Refreshing”
Refreshing ini
salah satu cara untuk mengembalikan fikiran dan hati yang sudah mulai
terkontaminasi virus jumud. Tapi refreshing bukanlah obat yang dapat
mengatasi penyakit jumud secara permanen, ia hanya berperan sesaat dan
harus di barengi dengan kemauan untuk menjaga stamina tubuh agar dapat
kembali menjadi sosok yang siap bekerja kembali menuntaskan tugas-tugas
di bumi ini.
Kawan…
“Hang” adalah sebuah kondisi yang tidak
boleh disepelekan. Jika tidak segera dibenahi bisa menyebabkan
“kematian” yang merugikan. Mari kita cari cari tau penyebab “hang” dalah
hidup kita.
1. Terjangkit Virus
Pernah mendengar
Virus Merah Jambu (VMJ)?? Tentu pernah bukan. Pertananyaanya pernahkah
terjangkit virus ini?? Mungkin sebelum hidayah Allah menyentuh kita,
virus yang satu ini seperti sudah menghipnotis hidup kita. Namun setelah
ikut tarbiyah, kita pun mengenal anti virus yang hebat untuk menghadang
masuknya virus merah jambu ini. Yaitu Cinta Allah saja. Ini anti virus
yang harus terus di update. Agar aktivitas dakwah kita tidak berjalan
lemot atau LoLa (Loading Lama). Lalu adakah virus lain yang selalu
menjangkiti tubuh kita?? “BANYAK!!” kecintaan kita pada dunia yang
berlebihan juga merupakan virus yang harus di waspadai. Kecintaan kita
pada anak istri, keluarga, orang tua, saudara-saudara, pada harta
kekayaan, pada dagangan, dan lain sebagainya, yang menyebabkan cinta
kita pada Allah menjadi turun harus diwaspadai benar. Karena semua virus
itu sangat mudah membuat segala pribadi yang tangguh menjadi loyo,
bahkan mampu melelehkan baja sekalipun. Disinilah “hang” akan mulai
beraksi…(baca : At-Taubah : 24)
2. Terlalu Banyak Amanah
Beratnya beban dakwah yang diamanahkan memang tidak bisa dipikul oleh
seorang diri. Dibutuhkan sekelompok manusia yang solid untuk
menjalankannya. Terkadang keindahan teori amal jama’I, tidak dapat
diaplikasikan seperti keindahan teorinya. Terkadang ada saja kader-kader
yang memiliki semangat yang menggebu-gebu seolah semua amanah baru bisa
dijalankan sempurna olehnya. Sungguh ini adalah semangat yang keliru.
Semangat yang tak terkontrol dengan baik. Sehingga merasa semua amanah
hanya dia yang mampu menjalankannya, alhasil menumpuklah amanah padanya,
dan tak dipungkiri, dibalik semangatnya yang menyala, ada ketsiqohan
yang memadam pada saudaranya. Ending nya kekecewaan yang mendalam, dan
merasa kerja seorang diri..detik-detik “hang” pun mulai terjadi…
3. Terlalu Banyak Program
Banyak program; bagus..terlalu banyak program; tidak bagus. Manis itu
enak, terlalu manis tentu tidak enak. Pedas itu mantap, terlalu pedas;
bisa bikin sakit perut. Apapun itu yang sifatnya “terlalu” tentu tidak
baik bagi siapapun..sekalipun pada harta kekayaan, jika terlalu kaya
akan menimbulkan kesombongan laksana Fir’aun ataupun Qorun.
Terlalu banyak program yang dijalankan, pun akan mengakibatkan terlalu
banyak waktu tenaga serta fikiran yang harus disiapkan. Satu lagi akan
berimbas juga dengan terlalu banyak biaya yang harus di keluarkan.
Kegiatan walaupun kecil dan sedikit tapi itu bersifat istimroriyah /
berkesinambungan, itu akan lebih memiliki efek yang signifikan,
dibanding program yang besar dan menyita konsentrasi serta potensi yang
hasilnya belum tentu memuaskan. Imbas dari banyaknya program yang
dijalankan juga menjadikan produktifitas agak menjadi terhambat, ada
yang merasa sibuk sendiri, karena harus ngurus ini, itu, ini, itu, ini,
dan itu..sehingga menjadi kelelahan sendiri, dan merasa butuh istirahat
sejenak..yupz “hang” mulai beraksi..hati-hati..
4. Maintenance
Ini dia salah satu hal yang juga sangat penting di perhatikan. Pernah
dengar komentar seperti ini kawan “coba lihat, mana yang terawat dan
tidak terawat” jika kita diminta untuk membandingkan 2 baju putih mana
yang terawat dan tidak terawat tentu akan nampak dan dapat menilai
secara zahir. Lalu bagaimana dengan hati manusia?? Bisakah kita menilai?
Mungkin secara zahir bisa, tapi secara bathin?? Hmmm… nampaknya agak
sulit. Karena belum tentu mereka yang terlihat rajin ibadahnya, bagus
juga kualitas hidupnya di masyarakat. Pernah denger guru ngaji yang
memperkosa tetangganya? Pernah denger juga, seorang pelacur yang memberi
minum pada se ekor anjing yang kehausan?? Bukankah perbedaan yang
sangat jauh antara guru ngaji dan seorang pelacur?? Lalu kenapa seolah
perbuatan itu terbalik?? Jawabannya satu “maintenance”.
Seorang
guru ngaji boleh saja dibilang seorang ustadz yang disegani, pandai
mengaji dan mengajarkan ilmu, namun jika ia tak rajin atau malas merawat
keimanannya dan ke-ikhlasannya, bukan tidak mungkin ia menjadi manusia
bejad tak beradab. Sama seperti kita kawan, apa yang sudah kita dapat
dari tarbiyah-tarbiyah yang kita lakukan, jika tak di rawat dengan
selalu menjaga kualitas ruhiyah agar tetap stabil dan meningkat, tentu
kita pun akan mengalami “HANG”.
Mudah2an kita sadar dengan diri
kita sendiri. Sehingga gejala-gejala “hang” yang mulai terasa dapat
segera teratasi. Mari sama-sama kita saling muhasabah dan memutaba’ah
amal yaumiyah kita masing-masing. Dan menyambut dengan baik setiap
program usbu’ ruhiy yang sekarang gencar di sosialisasikan tiap
bulannya. Itu semua dilakukan, agar kita para kader dakwah tidak
mengalami kehilangan naskah kebajikan yang harus di presentasikan dengan
bangga di kampoeng akhirat kelak gara-gara kematian yang tiba-tiba
terjadi sedang kita dalam keadaan “HANG”. Naudzubillah min dzalik…
Wallahu’alam bisshowab.
Abu rafah
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer