• News
  • Islamic World
  • Digg
  • Facebook
  • Tweet Us
  • Visit Our School
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Seorang sahabat bertanya kepada Rosulullah S.A.W , Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang alim 
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim 

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri sendiri maka engkau akan jadi orang paling kaya 

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang adil 
Baginda S.A.W menjawab: Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia 

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang paling baik 
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia 

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang istimewa di sisi Allah 
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan dzikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah 

Dia berkata : Aku ingin disempurnakan imanku 
Baginda S.A.W menjawab : Baikkanlah akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna 

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang taat 
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajiban yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat 

Dia berkata : Aku ingin berjumpa Allah dalan keadaan bersih dari dosa 
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu dari dosa niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci dari dosa 

Dia berkata : Aku ingin dihapuskan segala dosaku 
Baginda S.A.W menjawab : Banyaklah beristighfar niscaya akan dihapuskan (kurangkan ) segala dosamu 

Dia berkata : Aku ingin menjadi semulia-mulia manusia 
Baginda S.A.W menjawab : Jangan berprasangka pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi segagah-gagah manusia 
Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berserah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku ingin dimurahkan rezeki oleh Allah 
Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadast ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu 
Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya 
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka 

Dia berkata : Aku ingin diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat 
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan selamat dari kemurkaan Allah dan rasulNya 

Dia berkata : Aku ingin diterima segala permohonanku 
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya 

Dia berkata : Aku ingin agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat 
Baginda S.A.W menjawab : Tutupilah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang selamat dari dosa? 
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang senantiasa mengalirkan air mata penyesalan, mereka yang tunduk padakehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan 

Dia berkata : Apakah kebaikan terbesar di sisi Allah? 
Baginda S.A.W menjawab : Baik budi pekerti, rendah diri dan sabar menghadapi cobaan Allah 

Dia berkata : Apakah kejahatan terbesar di sisi Allah? 
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan 

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ? 
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi dan menghubungkan persaudaraan 

Dia berkata: Apakan yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Tahukah Anda ?

Rasulullah Muhammad SAW adalah seorang Ektrimis...?

mengapa demikian...?

karena beliau tak segan ketika mengajarkan sebuah kebaikan dengan cara yang ekstrim, sebagai contoh pernah suatu massa rasulullah sedang berada pada suatu peperangan(khandaq) yang saat itu perbekalan sangat sedikit bahkan hampir habis, beliau dan pasukan muslimin akhirnya harus berpuasa dan menahan lapar pada saat itu, sampai-sampai rasulullah menahan perutnya agar tak terasa lapar dengan menggunakan ikat pinggang dari batu yang disusun menyerupai ikat pinggang sehingga ketika rasulullah rukuk saat sedang shalat terdengar suara gesekan batu2 dipinggangnya para sahabat pun mengira bahwa itu suara perut Rasulullah karena menahan lapar , Rasulullah pun mengajarkan ketika mencegah kemungkaran dengan cara yang ektrim, sebagai contoh ketika Rasulullah tak segan berteriak lantang mengancam kaum muslimin khususnya para pemuda muslim yang tak Shalat berjamaah di masjid beliau akan membakar rumah mereka, maka dia lah sebaik-baik teladan bagi ummat manusia.

teringat sebuah pepatah "Guru Kencing Berdiri Murid Kencing Berlari", ingatlah pada kalian yg sudah atau akan menjadi seorang panutan, bahwa perilaku seorang panutan akan diikuti oleh muridnya bahkan seorang murid akan dapat melakukanlebih dari yang dilakukan gurunya, seorang guru yang merokok 1 batang sehari muridnya bisa merokok lebih dari dua batang sehari, seorang panutan(Ustadz contohnya) ketika melakukan satu amalan ibadah maka muridnya bisa melakukan lebih dari satu amalan ibadah, jangan ragu2 mengajarkan suatu kebaikan.



(kang'bean)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

oleh Adevco Alma
Hasan bin Ali RA berkata menjawab banyak orang yang menyindir, bahwa dirinya terlalu pendiam.

"Aku mendapati lidah itu laksana pedang yg amat tajam. Kalau aku berbicara sesuatu yg tidak bermanfaat, maka akan mencelakakan diriku."

Orang-orang terdiam dalam herna. Pertanyaan memenuhi ruang benak & otak mereka, kenapa Hasan berbicara demikian. Lalu mereka mendatangi Abdul Azis bin Marwan & bertanya, "Engkau orang yg fasih serta jelas dalam menerangkan sesuatu. Akan tetapi, jika engkau berdiri di atas mimbar, mengapa engkau hanya bicara sedikit?"

Abdul Azis bin Marwan menjawab:
"Sesungguhnya aku amat takut pada Rabb yg menguasai diriku. Jika aku menyuruh kepada manusia untuk berbuat amal kebajikan akan tetapi diriku tidak mengamalkannya atau bahkan aku melarang berbuat sesuatu, sedangkan diriku melanggarnya."

Kisah lain tentang lidah bercerita pula tentang bahayanya. Pada suatu masa, hiduplah seorang hakim beserta seorang pembantunya yg cerdas & terkenal sebagai ahli hikmah. Suatu ketika sang hakim menyuruh pembantunya untuk membeli daging domba terbaik sebagai hidangan bagi tamunya yg akan datang. Tapi sang pembantu sesampainya di pasar hanya membeli lidah domba yg akan dijadikan hidangan untuk tuannya.

Singkat kisah, usai jamuan sang hakim pun bertanya kenapa hanya lidah yg dibelinya. Dan sang pembantu pun memberi jawabannya, "Sesungguhnya lidah adalah kunci ilmu juga hikmah".

Lain hari, sang hakim menyuruhnya untuk membelikan daging yg terburuk dari domba. Namun tak berbeda dari sebelumnya, sang pembantu pun lagi-lagi membeli lidah! Bertambah heranlah sang hakim akan perbuatan pembantunya. Ia menyangka pembantunya itu sedang berolok-olok.

"Ketika aku menyuruhmu membelikan daging yg terbaik dari domba, engkau membelikan ku lidah, & ketika ku suruh kau membelikan ku daging yg terburuk, engkau juga membelikan ku lidah. Apa maksudmu?

Pembantunya itu menjawab, "Lidah adalah kunci hikmah & ilmu, namun lidah juga sumber segala bencana, menebarkan kebencian antara sesama manusia. Begitu banyak korban peperangan yg diakibatkan kesalahan menggunakan lidah."
Begitulah. Jikalau manusia mau menggunakan lidahnya untuk hal-hal yg baik, niscaya akan selamat.

Sebaliknya, jika lidah digunakan untuk mengadu domba, memfitnah & menceritakan aib orang, maka hanya akan menjadi sumber malapetaka. Orang bijak berkata: "Perkataan bisa menembus sesuatu yg tak dapat ditembus oleh jarum sekalipun."



(kang'bean)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Semoga bermanfaat

1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ?
2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia ?
3. Apa yang paling BESAR di dunia ?
4. Apa yang paling BERAT di dunia ?
5. Apa yang paling RINGAN di dunia ?
6. Apa yang paling TAJAM di dunia ?

Jawabannya:
------------------------------------------------------------
Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al
Ghozali bertanya....

Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati (Q.S. Ali Imran 185)

Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan
bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu
adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan apa cara sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang
dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S.
Al-A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa
kita ke neraka.

Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah
MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika
Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga
banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang
amanahnya.

Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini
adalah MENINGGALKAN SHOLAT.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermesyuarat, kita
meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, ,manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan
saudaranya sendiri.

(kang'bean)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Islamedia - Gelar ABG (Anak Baru Gede) biasanya diberikan pada anak yang baru memasuki masa remajanya. Dinamai baru gede karena mereka memasuki masa transisi antara dewasa dan anak-anak, di mana mereka sudah mulai dipercaya menjaga diri sendiri dan tidak dianggap menjadi anak-anak lagi.

Tingkah mereka ini kadang menggelikan dan kadang menjijikkan. Ketika mereka senyam-senyum sendiri karena mendapatkan cinta pertama mereka, mereka terlihat lucu dan menggemaskan. Ketika mereka kalang-kabut ketika mendapat jerawat pertama, mereka terlihat lucu, kasihan, dan menjijikkan apabila kita melihat jerawatnya. Ketika mereka mulai berani pulang malam, pergi ke bioskop, tak mau mendengarkan omongan orang lain, sok gede, dan... sudahlah, ntar penulis disangka curhat lagi...

Siswa yang baru masuk SMU biasanya adalah orang-orang yang berpredikat ABG ini. Gaya mereka terlihat canggung memakai seragam putih-abu-abu. Dan supaya mereka nggak sok gede, dan tahu diri bahwa mereka masih baru dan masih cilik, diadakanlah perploncoan oleh kakak kelasnya.

Keluarga Baru di SMU ini pun – atas rahmat Allah – ada yang mengikuti kegiatan Rohani Islam, ekskul di sekolahnya. Di sini mereka dibina sehingga mereka menjadi ABG.

ABG binaan Rohis ini berbeda dengan ABG anak baru gede. ABG binaan Rohis ini singkatannya ialah Anak Baru Ghiroh. Salah satu arti ghiroh dalam bahasa Arab ialah semangat. Anak Baru Ghiroh artinya anak yang baru mendapatkan ghirohnya dalam hal keislaman.

Tingkahnya tidak kalah menggelikan, tapi tidak menjijikkan insya Allah. Kita akan menjumpai anak yang tadinya doyan sinetron tiba-tiba berteriak “ghozwul fikri tuh, jangan nonton gituan.”, ketika melihat adiknya atau kakaknya menonton sinetron. Atau membentak, “Lu dari tadi gonjrang-gonjreng mlulu. Ngaji dong. Kayak orang kafir aja luh,” kepada adiknya yang sedang main gitar. Dan menunjuk play station sambil berkata, “ini thoghut tau!” Membuat satu rumah bengong melihat tingkahnya.

Memang kalau kita sebagai pembinanya, lalu melihat perubahan terhadap "ABG" kita bertingkah seperti itu, kelihatannya didikan kita berhasil. Kita bangga padanya. Namun tidak untuk keluarganya.

Tentu saja akan terjadi kejutan pada keluarganya yang bisa-bisa menjadi fitnah bagi si anak. Kasihan, bisa-bisa si anak dituduh ikut aliran macem-macem. Dan kita yang membinanya juga bisa dituduh mengajarkan aliran sesat. Orang tuanya tak kan melihat bagaimana kemajuan ibadah si anak, itu sih asyik-asyik aja bagi mereka. Tapi tudingan-tudiangan si anak yang membuat panas telinga mereka itulah yang akan mereka tanggapi.

Memanajemen ghiroh menjadi penting pada saat-saat seperti ini. Pengendalian semangat dan api kecemburuan terhadap maksiat berguna agar dakwah kita menjadi lancar. (Ghiroh juga berarti cemburu)

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memanajemen ghiroh:

1. Bersyukur kepada Allah.

Ghiroh yang kita dapatkan ini adalah semata-mata dari Allah. Itulah yang harus kita perhatikan dan kita tanamkan dalam diri kita. Hal ini agar dalam setiap hal perbuatan kita, kita selalu mengingat kebaikan Allah atas kita.

Di mobil, sepulang dari pengajian, ingatlah kebaikan Allah pada kita dalam bentuk ghiroh baru ini. Maka tak terasa air mata mengalir membelah senyuman kesyukuran. Syukur membuat nikmat kita bertambah. Maka dengan mensyukuri ghiroh ini, akan menjaga ghiroh kita agar tetap awet muda. Tak lapuk karena hujan dan tak lekang karena panas.

Rasa syukur ini harusnya memicu kesadaran bahwa semua perubahan pada diri kita berasal dari Allah swt. Dan kesadaran ini harus mencegah kita dari rasa sombong dan ujub, sehingga merendahkan orang lain yang belum tersentuh hidayah.

2. Upayakan sekeras mungkin untuk melakukan penahapan dalam peningkatan amal.

Wuaaah… gejolak semangat yang begitu besar ini membuat kita menggebu-gebu untuk bangun malam, shoum senin-kamis (bahkan tak jarang sampai daud), tilawah setengah juz, dll. Yang tadinya pas-pasan dalam amalan, sekarang membludak kaya akan amalan.

Bukannya buruk, hanya saja Rasulullah pernah menyindir seorang sahabat yang tidak konsisten dengan amalnya. Di suatu malam banyak beribadah, tapi malam berikutnya minim ibadah.

Bisa saja kita sehari dua hari mampu tilawah sampai setengah juz. Tapi pada hari ketiga keempat, karena kesibukan, kita tidak tilawah sama sekali. Atau tilawahnya mundur jadi setengah halaman doang. Bukankah kemunduran itu adalah kerugian? Bahkan termasuk kategori kerugian apabila hari ini sama dengan kemarin.

Upayakan, sekalipun gelora semangat ini begitu besar, melakukan penahapan dalam peningkatan amalan. Selama ini tilawah kalau kepengen saja, eh tiba-tiba selama dua hari tilawahnya setengah juz. Bisa-bisa besok kita jengah dengan tilawah. Suatu hal yang buruk.

3. Ingat akan masa futur atau masa jemu.

Iman itu ada masa naik dan masa turun. Mungkin kita bingung, bagaimana keimanan itu turun?

Begitulah. Ada masa-masa di mana kita mulai bosan dengan ibadah yang kita lakukan. Ada kala di mana kita rindu akan linkin park yang baru kemarin kita caci maki karena telah melalaikan kita selama ini. Itu tak terelakkan karena sudah menjadi fitrah manusia.

Sering simpati manusia beralih menjadi benci kepada seseorang yang tadinya terlihat begitu takwa di hadapan manusia, namun ketika di masa futur, ia terlihat sangat berlawanan. Seorang ABG selalu dibayang-bayangi perkataan, “ah, lu cuma bisa ngomong doang,” dari orang banyak yang akan ditemuinya di kala futur. Berhati-hatilah, karena bisa-bisa kita dibenci oleh orang-orang yang selama ini kita beri teguran. Yang baik bukannya kita tidak beramar ma’ruf nahi munkar, tetapi ketika futur, apa yang kita ucapkan tetaplah harus kita laksanakan sekuat mungkin.

Perintah Rasulullah kepada kita untuk menjaga lima kondisi sebelum lima kondisi, sebenarnya juga berlaku untuk berbagai kondisi yang memiliki kondisi kebalikannya. Masa kenaikan iman juga harus dijaga sebelum masa penurunan iman. Dalam hal ini, poin nomor 2, atau penahapan dalam beramal, adalah aktualisasi penjagaannya.

Ingatlah wahai rekan muda yang termasuk ABG, masa futur suatu saat tak akan kalian elakkan. Dan berhati-hatilah terhadap masa ini.

4. Syamil (menyeluruh) dalam menyalurkan ghiroh.

Tidak adil kalau kita hanya menyalurkan semangat sebatas pada kebencian kita dengan Zionis, dengan Ghozwul Fikri, dengan sinetron, film, de el el. Juga sebatas penambahan frekuensi sholat, merajinkan shoum, mati-matian tilawah, dan amalan-amalan hablumminallah.

Semangat kita pada Islam juga harus kita salurkan pada amalan-amalan yang bersifat hablumminannas (hubungan pada manusia). Misalnya berbuat baik pada orang tua, berhusnuzhon (baik sangka) dan menjauhkan diri dari su’udzhon (buruk sangka), membantu sesama muslim, memberi salam, dll.

Semangat lahir bersamaan dengan kecintaan kita yang bertambah pada Allah swt. Maka sebagai bukti kecintaan kita, tidak cukup dengan ibadah mahdoh saja, juga harus ditambah dengan ibadah yang berhubungan dengan manusia.

5. Selalu jaga sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang lahir dari ghiroh baru itu sungguh sangat positif. Sebenarnya inilah hal yang paling baik yang didapat dari adanya ghiroh, karena bisa membuat sang anak menjadi manusia terbaik (3:104).

Amar Ma’ruf Nahi Munkar ini haruslah seimbang. Kadang-kadang ada ABG yang doyang mencela ini itu. Memang itu termasuk Nahi Munkar. Tapi jangan sampai ia tidak melakukan Amar Ma’ruf. Adik yang demen Westlife dimarahin, tapi ketika adzan berkumandang, cuek saja dengan adik yang melalaikan sholat.

Sikap amar ma’ruf nahi munkar ini harus selalu dilestarikan. Dan sekali lagi, hati-hati ketika tiba saat futur. Karena biasanya di saat itu kita tidak melaksanakan apa yang kita umbar selama ini. Sekali lagi hal ini bisa mengundang kebencian orang. Saat futur adalah saat bermujahadah untuk melaksanakan apa yang kita ucapkan.



(kang'bean)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar







Kala cinta adalah anugerah, maka selayaknya bersyukur setiap pemilik cinta
Kala cinta adalah amanah, maka semestinya berhati-hati setiap pemilik cinta
Kala cinta adalah kompetisi, mari menangkan kompetisi itu!
Kala cinta adalah aku dan kamu, yuk ah... saling memberi dan merima

Ana uhibbukum Fillah... ^_^

Terdengar merdu ketika kata itu keluar dari orang-orang terkasih. Indah nian ungkapan hati orang-orang yang telah mampu menggubah 'jatuh cinta' menjadi 'bangun cinta'. Menciptakan riak-riak kerinduan di lahan sanubari. Dan sungguh, jika hati telah terpagut rasa itu, tak ada lagi keindahan selain keindahannya, tak ada lagi pesona jiwa selain pesonanya.

Maha mempesona Alloh, yang telah menghadirkan cinta diantara kita. Cinta taat yang mampu mengejewantahkan setiap rupa rasa dan laku.

Tetaplah saling mencinta karenaNya... Ana uhibbukum fillah....

*selamat hari persahabatan ... (Hehehe... ngarang... ini hari kamis deh!)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

“Tepp”..Astaghfirullah…makalah ku hilang secara tiba-tiba. Padahal besok harus sudah dipresentasikan di depan client. Naskah presentasi yang sudah ku buat 3 hari ini yang memakan waktu tenaga dan pikiran hilang begitu saja. Lenyap. Siapa yang harus ku salahkan?? Ahh ini semua salahku.. karena membiarkan penyakit yang sudah menjalar keseluruh tubuh laptop ku..aku pikir masih bisa bertahan sampai satu bulan lagi, baru rencananya aku servis. Tapi ternyata…ahh aku jadi kesal sendiri..proyek ku gagal.

Gara2 laptopku mati total pada malam itu. Ku coba tekan “Ctrl+Alt+Delete” tapi ga ngaruh sama sekali..laptop ku HANG…!! Semua cara ga bisa nanganin, ada satu cara; terpaksa restart…!!

Ya Allah…hilang semua apa yang sudah ku tulis tadi...Seketika langsung ku contact fuad temanku seorang teknisi computer.

“bos, laptop ane ko tiba2 mati yah?”

“hmmm…ada banyak faktor akh farid, kenapa computer mati secara mendadak atau hang. bisa karena terserang virus, memory kepenuhan, ada shofware yang tidak terinstal sempurna, bisa karena terlalu banyak software yang dijalankan, jarang merawat dan membersihkan juga salah satu penyebab komputer hang, atau kapasitas hardisk sudah terpakai maksimum, sehingga jalannya program menjadi lambat, sampai akhirnya membuat komputer kita hang..! antum bawa aja besok ke rumah ane. Nanti coba ane diagnosa mudah2an masih bisa diobatin yaks”

“oh gitu yah…memang sih beberapa minggu ini laptop ane loadingnya lemot banget. Sangat mengganggu produktifitas ane jadinya..tapi mau gimana lagi cuma ini yang ane punya ane juga ga faham gimana ngatasin lemotnya. Ok akh besok ane ke tempat antum, mudah2an masih bisa diselamatkan.”
Kawan..

Mungkin ada satu masa saat kita mengalami “hang” dalam hidup ini. Sebagaimana yang terjadi pada laptop akh farid di atas. Saat kemalasan dalam beribadah begitu memuncak. Saat panggilan-panggilan dakwah tak lagi menarik terdengar di telinga kita. Saat datang halaqoh dengan bermalas-malasan. Saat Tilawah benar-benar terlupakan. Saat qiyamullail menjadi sangat memberatkan. Saat wirid almatsurat menjadi begitu sulit dilakukan. Saat dhuha menjadi begitu enggan dilaksankan, saat shaum sunnah begitu memberatkan, Semua itu adalah indikasi bahwa kita sedang mengalami “hang” dalam hidup ini.

“hang” ini bukan masalah sederhana..komputer bisa error dan bahkan mati total jika dibiarkan penyakit yang didalamnya terus menggerogotinya. Perlu tindakan secepat mungkin agar komputer dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu pun dengan kita, saat penyakit ini datang dalam hidup kita, segeralah di diagnosa dan di cari obatnya agar peran kita diamanapun tetap maksimal.

Jika kesadaran akan kronisnya penyakit yang sedang menjalar dan menggrogoti tubuh kita tak segera ditumbuhkan, maka kematian hati secara total mungkin saja terjadi. Al hasil pundi amal yang dulu sering kita kumpulkan harus diakhiri dengan ending yang menyedihkan. Mati dalam keadaan suul khotimah..astaghfirullah.

Sebenarnya jika sudah terasa virus-virus wahn menjangkiti tubuh kita, ada baiknya melakukan refresh diri kita. Kalo bahasa komputer , saat komputer dirasa beroperasinya tak selancar biasanya, ada gerak yang tersendat maka segeralah “klick kanan tekan refresh lalu tekan F5”. Ini dimaksudkan agar komputer dapat bekerja lebih baik dan tidak mengalami “hang” karena mungkin terlalu banyak perintah atau program yang dijalankan. Begitupun pada diri kita, saat dirasa gerak langkah semakin melemah, cobalah untuk “klik kanan tekan refresh lalu tekan F5” di maksudkan agar kejumudan hidup dapat segera diatasi dengan kembali menyegarkan hati dan fikiran agar dapat segera pulih dan semangat kembali dalam menunaikan segala tugas di muka bumi. Mari kita singkat “klik kanan tekan refresh lalu tekan F5” menjadi

“Refreshing”

Refreshing ini salah satu cara untuk mengembalikan fikiran dan hati yang sudah mulai terkontaminasi virus jumud. Tapi refreshing bukanlah obat yang dapat mengatasi penyakit jumud secara permanen, ia hanya berperan sesaat dan harus di barengi dengan kemauan untuk menjaga stamina tubuh agar dapat kembali menjadi sosok yang siap bekerja kembali menuntaskan tugas-tugas di bumi ini.

Kawan…
“Hang” adalah sebuah kondisi yang tidak boleh disepelekan. Jika tidak segera dibenahi bisa menyebabkan “kematian” yang merugikan. Mari kita cari cari tau penyebab “hang” dalah hidup kita.

1. Terjangkit Virus

Pernah mendengar Virus Merah Jambu (VMJ)?? Tentu pernah bukan. Pertananyaanya pernahkah terjangkit virus ini?? Mungkin sebelum hidayah Allah menyentuh kita, virus yang satu ini seperti sudah menghipnotis hidup kita. Namun setelah ikut tarbiyah, kita pun mengenal anti virus yang hebat untuk menghadang masuknya virus merah jambu ini. Yaitu Cinta Allah saja. Ini anti virus yang harus terus di update. Agar aktivitas dakwah kita tidak berjalan lemot atau LoLa (Loading Lama). Lalu adakah virus lain yang selalu menjangkiti tubuh kita?? “BANYAK!!” kecintaan kita pada dunia yang berlebihan juga merupakan virus yang harus di waspadai. Kecintaan kita pada anak istri, keluarga, orang tua, saudara-saudara, pada harta kekayaan, pada dagangan, dan lain sebagainya, yang menyebabkan cinta kita pada Allah menjadi turun harus diwaspadai benar. Karena semua virus itu sangat mudah membuat segala pribadi yang tangguh menjadi loyo, bahkan mampu melelehkan baja sekalipun. Disinilah “hang” akan mulai beraksi…(baca : At-Taubah : 24)

2. Terlalu Banyak Amanah

Beratnya beban dakwah yang diamanahkan memang tidak bisa dipikul oleh seorang diri. Dibutuhkan sekelompok manusia yang solid untuk menjalankannya. Terkadang keindahan teori amal jama’I, tidak dapat diaplikasikan seperti keindahan teorinya. Terkadang ada saja kader-kader yang memiliki semangat yang menggebu-gebu seolah semua amanah baru bisa dijalankan sempurna olehnya. Sungguh ini adalah semangat yang keliru. Semangat yang tak terkontrol dengan baik. Sehingga merasa semua amanah hanya dia yang mampu menjalankannya, alhasil menumpuklah amanah padanya, dan tak dipungkiri, dibalik semangatnya yang menyala, ada ketsiqohan yang memadam pada saudaranya. Ending nya kekecewaan yang mendalam, dan merasa kerja seorang diri..detik-detik “hang” pun mulai terjadi…
3. Terlalu Banyak Program

Banyak program; bagus..terlalu banyak program; tidak bagus. Manis itu enak, terlalu manis tentu tidak enak. Pedas itu mantap, terlalu pedas; bisa bikin sakit perut. Apapun itu yang sifatnya “terlalu” tentu tidak baik bagi siapapun..sekalipun pada harta kekayaan, jika terlalu kaya akan menimbulkan kesombongan laksana Fir’aun ataupun Qorun.

Terlalu banyak program yang dijalankan, pun akan mengakibatkan terlalu banyak waktu tenaga serta fikiran yang harus disiapkan. Satu lagi akan berimbas juga dengan terlalu banyak biaya yang harus di keluarkan. Kegiatan walaupun kecil dan sedikit tapi itu bersifat istimroriyah / berkesinambungan, itu akan lebih memiliki efek yang signifikan, dibanding program yang besar dan menyita konsentrasi serta potensi yang hasilnya belum tentu memuaskan. Imbas dari banyaknya program yang dijalankan juga menjadikan produktifitas agak menjadi terhambat, ada yang merasa sibuk sendiri, karena harus ngurus ini, itu, ini, itu, ini, dan itu..sehingga menjadi kelelahan sendiri, dan merasa butuh istirahat sejenak..yupz “hang” mulai beraksi..hati-hati..

4. Maintenance

Ini dia salah satu hal yang juga sangat penting di perhatikan. Pernah dengar komentar seperti ini kawan “coba lihat, mana yang terawat dan tidak terawat” jika kita diminta untuk membandingkan 2 baju putih mana yang terawat dan tidak terawat tentu akan nampak dan dapat menilai secara zahir. Lalu bagaimana dengan hati manusia?? Bisakah kita menilai? Mungkin secara zahir bisa, tapi secara bathin?? Hmmm… nampaknya agak sulit. Karena belum tentu mereka yang terlihat rajin ibadahnya, bagus juga kualitas hidupnya di masyarakat. Pernah denger guru ngaji yang memperkosa tetangganya? Pernah denger juga, seorang pelacur yang memberi minum pada se ekor anjing yang kehausan?? Bukankah perbedaan yang sangat jauh antara guru ngaji dan seorang pelacur?? Lalu kenapa seolah perbuatan itu terbalik?? Jawabannya satu “maintenance”.

Seorang guru ngaji boleh saja dibilang seorang ustadz yang disegani, pandai mengaji dan mengajarkan ilmu, namun jika ia tak rajin atau malas merawat keimanannya dan ke-ikhlasannya, bukan tidak mungkin ia menjadi manusia bejad tak beradab. Sama seperti kita kawan, apa yang sudah kita dapat dari tarbiyah-tarbiyah yang kita lakukan, jika tak di rawat dengan selalu menjaga kualitas ruhiyah agar tetap stabil dan meningkat, tentu kita pun akan mengalami “HANG”.

Mudah2an kita sadar dengan diri kita sendiri. Sehingga gejala-gejala “hang” yang mulai terasa dapat segera teratasi. Mari sama-sama kita saling muhasabah dan memutaba’ah amal yaumiyah kita masing-masing. Dan menyambut dengan baik setiap program usbu’ ruhiy yang sekarang gencar di sosialisasikan tiap bulannya. Itu semua dilakukan, agar kita para kader dakwah tidak mengalami kehilangan naskah kebajikan yang harus di presentasikan dengan bangga di kampoeng akhirat kelak gara-gara kematian yang tiba-tiba terjadi sedang kita dalam keadaan “HANG”. Naudzubillah min dzalik…

Wallahu’alam bisshowab.

Abu rafah



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

 
 Awalnya aku nggak percaya
diri dengan pakaian yang
tertutup rapi.
Dalam pandangan sebahagian
orang aku nggak trendy..
Tapi, aku percaya akan ada
penghargaan yang lebih baik
dalam pandangn-Nya..

Wahai saudariku...
Cantik bukan berarti buka-bukaan.
Cantik bukan berarti selalu
berdandan.
Dan cantik bukan berarti
seorang pujaan..

Ku ulurkan jilbabku hingga terasa damai hatiku..
Ku longgarkan pakaianku
hingga tertutup bentuk tubuhku..
Ku lakukan semuanya demi perintah Rabbi..
Dan Ku berbisik dalam hati,
Semoga Engkau ridha terhadap amalku dan niat tulusku karena-Mu...

Andai semua orang memahami, cantik lahir bukanlah ukuran..
Tapi, cantik batin yang menyentuh
hatilah yang utama.
 By : Akhwat Tangguh



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Dua sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh pepohonan. Mereka berdua sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki perempuan yang lain juga duduk menyepi.

Apakah yang duduk-duduk ini pasangan suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang menumpahkan perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara yang keliru. Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut dilakukan di rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya status nikah tetap nekad bermaksiat di tempat mulia semacam itu.

Pacaran Sudah Jelas Jalan Menuju Zina

Wahai muda-mudi ... Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina berawal dari tindak tanduk perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi, apalagi untuk sekarang ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan. Hanya karena kenalan lewat media FB, hingga suka sama suka, dua sejoli dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya jalan berdua dengan kenalannya hingga si gadis kecil dibawa lari jauh dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun dirayu-rayu oleh si laki-laki hingga akhirnya mau melepaskan keperawanannya hanya karena rayuan gombal.

Lihatlah adik-adikku ... Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari kenalan. Lalu beranjak janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi. Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love, membuktikan cinta yang sebenarnya.

Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.”[1]

Coba perhatikan penjelasan di atas wahai adikku ... Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang dapat mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas bukan hanya memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang mulia di atas juga memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena kita dilarang mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi.

Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat tersebut. Allah Ta’ala sebenarnya cukup menyampaikan ayat yang ringkas saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini, maka aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis itu terlarang dan aktivitas menyentuh lawan jenis juga terlarang. Apalagi dua aktivitas yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya.

Untuk aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.”[2]Ini menunjukkan terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis).

Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”[3] Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk keharaman karena dinamakan dengan zina yang juga haram.

Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu terlarang. Jika ada yang masih mengatakan bahwa ada pacaran yang halal yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, “Bagaimana mau dikatakan halal sedangkan pelanggaran di atas masih ditemui? Jika kita nekad mengatakan ada pacaran Islami, maka kita juga seharusnya berani mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya.” Hanya Allah yang beri taufik.

Lebih Parah Dari Itu

Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang dilakukan oleh laki perempuan non mahrom yang tak diikat tali pernikahan saja sudah tidak boleh dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika lebih dari itu? Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan cinta, namun dengan jalan yang keliru yaitu dengan “sex before marriage (SBM)”, atau istilah kerennya adalah dengan “making love”. Sekeren apapun namanya namun hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah dengan melakukan dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai pembuktian cinta. Inilah yang katanya true love, cinta sebenarnya. Bagaimana mungkin zina dinamakan true love sedangkan di sana menerjang larangan Allah yang termasuk dosa besar?

Bukankah Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)? Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan perbuatan yang keji dan sejelek-jelek jalan.

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.

Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau bersabda, “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda,

ثُمَّ أَنْ تُزَانِىَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ

“Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas.[4] Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga.

Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الإِيمَانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ فَإِذَا انْقَطَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الإِيمَانُ

“Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.” [5]

Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata banyak remaja yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang diperoleh dan dipublikasikan oleh banyak kalangan semakin membuat hati miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar-benar rusakkah pemuda Islam kita?

Haruskah Membuktikan True Love Lewat Making Love?

Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah.

Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ

“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.”[6]

Bila kita benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan bersungguh-sungguh menjaga kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga kesucian diri dan orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingat selalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ

“Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan dirinya.”[7] Oleh karenanya, jika seseorang betul-betul ingin menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang. Yakinlah!

Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju perbuatan yang keji tersebut.

Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.



Disusun di Panggang, Gunung Kidul, 26 Rabi’ul Awwal 1431 H (12/03/2010)

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Islamedia - Ini tentang salah satu kewajiban asasi. Yang mestinya tak diabaikan dan dibiarkan, atau dianggap tenang2 saja kala tak dapat ditunaikan.
Tilawah Qur'an. Ya, tilawah Qur'an dengan target minimal 1 juz tiap hari.

Berat kah itu buatmu? Sementara novel yang menarik dengan tebal 250-300 halaman bisa tuntas kau baca hanya dalam sehari! Luar biasa!!
Lalu, apakah Qur'an itu lebih buruk kualitasnya dan lebih rendah daya tariknya dari pada novel itu? Ah, tentu saja tidak.

Tapi, itulah godaan menuju konsistensi. Jika dibuat statistik, ada kalanya lunas 1 hari bisa tilawah 1 juz, tapi rasanya lebih banyak tak lunasnya.
Lalu, kenapa tidak ada semacam rasa bersalah yang amat sangat, kala target itu tak tercapai? Kenapa penyikapannya menjadi sangat berbeda kala target pekerjaan di kantor tak tercapai?
Oh, inilah manusia, yang mungkin hampir hilang sisi2 kemanusiaannya.

Maka, aku tersindir berat saat membaca tulisan Cak Nun. Di ujung paragraf sebuah artikelnya 'Nyicil Simpati Kepada Setan' dia tulis:

Setan bilang kepada saya: "Tidak ada tantangan lagi. Manusia bukan tandingan setan sama sekali, sangat mudah kami kendalikan. Sangat tidak memilki ketegasan & ketahanan untuk mempertahankan kemanusiaannya. Sungguh tidak menarik lagi bertugas sebagai setan..."

Astaghfirul-Lah. Memang harus ada upaya lebih, kesiapan, dan kemauan keras untuk bisa konsisten sebagai manusia. Apalagi (hanya) untuk tilawah 10 lembar dalam sehari. Mestinya SANGAT BISA, jika ditilik dari perangkat kita yang super canggih ini. Tellinga, mata, alat2 artuikulator,.. yang menempel di badan ini, semuanya masih waras dan mampu bekerja dengan baik. Lalu, apalagi yang akan dijadikan alasan untuk tak tercapainya target?

MALAS!

Cuma itu kata yang paling pas. Dan malas adalah ciri2 orang MUNAFIK! 'Waidza qoomu ilas sholaati qoomu kusaala' (dan jika dia berdiri untuk sholat, maka dia berdiri dengan malas). Jadi, sudah sebegitu munafik-kah dirimu, Ning?

Teringat 17 tahun lalu, saat masih aktif di Lembaga Tahfiz Qur'an,. Betapa sebenarnya kebaikan (kadang) memang perlu dipaksakan. Salah satu ustad pembimbingku di LTQ, yang seorang al-hafidz, memantau setoran hafalanku sepekan 3 kali, memaksakan aku untuk rajin menghafat dan selalu tuntas tilawah Qur'an khatam setiap akhir bulan.

Buku pemantau LTQ memang terdiri dari 2 sisi. Sisi kanan adalah laporan kemajuan hafalan dalam 1 bulan. Sekali setor (2 hari sekali) minimal 2 halaman. Pernah aku tak siap, hanya siap setor 1 halaman, kata ustadnya, "Sudah buat besok lagi aja. Gak usah disetorin. Pulang aja"
Hiks hiks.. gak dianggao deh. Tapi, salah aku sendiri lah, sudah tahu aturannya minimal 2 halaman setor, masih nekat aja datang berharap ada keringanan.

Nah, sisi kirinya adalah lembar pemantauan tilawah dalam 1 bulan. Untuk memaksaku supaya konsisten tilawah 1 juz per hari dan khatam tiap akhir bulan, sejak awal bulan pun, ustad selalu menuliskan di akhir bulan itu, 'khatam', dalam tulisan arab. Yaa, akhirnya, meski kadang saat paruh bulan juga belum mencapai 15 juz, terpaksalah, ngebut supaya pada akhir bulan bisa khatam, karena terlanjur sudah ada tulisan beliau dan sudah ditandatangani pula.

Namun, pernah juga, benar2 aku tidak bisa khatam, saat sakit atau uzur bulanan sediit lebih panjang. Terpaksa, dengan malu hati, minta dispensasi. Dan ustad dengan wajah merengut, mencoret kata khatam itu. Afwan ya ustad :(
Hiks hiks.. sekarang ini, jadi rindu dipaksa begitu. Ayo dong siapa mau memaksaku?

Mudir (Direktur) LTQ pada waktu itu, juga pernah menasehatkan, untuk ta'amul dengan Qur'an jangan mengambil prinsip qana'ah (merasa cukup), tapi justu harus hirsun (rakus). Tidak pantas ada ucapan,

"Habis gimana yaa, saya memang susah kalau menghafal. Ya sudah lah saya ngafal yang surat2 pendek aja"
Atau, "Habis gimana yaa, saya pulang kerja sudah malam. Belum ngurusin anak2. Jadi sudah kecapekan, gak semoat tilawah banyak2"

Kata ustad, ibarat makan, jika kita qana'ah, apa iya mau selama hidup makan dengan lauk tempeeeeeeeeeeee terus seumur2? Mestinya kan bosen, ingin ada peningkatan gizi, sekali2 dengan daging, telur atau apalah yang lebih enak.

Begitu pula dengan tilawah dan menghafal Qur'an, harus ada kemauan untuk target yang lebih tinggi. Jangan merasa cukup dengan hafalan dan kebiaaan tilawah yang sudah ada (yang belum sesuai target).

Hmm, tak berat sebenarnya untuk bisa tilawah 1 juz sehari. Satu juz kan cuma 10 lembar (20 halaman). Jika dibaca tiap selesai sholat, kan cuma perlu baca 2 lembar atau 4 halaman saja. dan itu hanya butuh waktu tak lebih dari 10 menit!

Jika mau dibaca sekali geber setengah juz (5 lembar), kan cuma butuh waktu tak lebih dari setengah jam. Jadi, sehari bisa dicicil 2 kali duduk, masing2 setengah juz, butuh waktu total tak kurang dari 1 jam. Sedangkan waktu sehari ada 24 jam. Wahai, kemana saja kau selama 24 jam waktumu dalam sehari itu, Ning? Cuma butuh 1/24 saja untuk bisa komitmen tilawah. Di mana susahnya, Ning?

Susahnya di sini. Di aliran darah yang mungkin sudah ditongkrongi setan2 gendut, yang berwujud nafsu, yang membidani lahirnya kemalasan. Yang dia baru bisa pergi jika diusir dengan sekuat tenaga. Diusir paksa!

Ya, harus bisa memaksa diri sendiri !
Bismillah, Allahumma paksain :)

Eits salah. Kemarin kan baru saja diingatkan suami, jangan bikin doa yang aneh2, doa seperti yang diucapkan Musa As aja: Allahumma yassirliy amriy (Ya Rabb, permudahlah urusanku).

Jadi ingat dengan coretan pendekku 2 bulan yang lalu. Ah, sudah 2 bulan sejak tulisan itu, masih begini2 saja? Inna lillahi :(

SUDAH 1 JUZ KAH TILAWAHMU HARI INI ??
(tanyaku pada diri sendiri)

kita tak akan punya waktu untuk berinteraksi dgn Qur'an setiap hari, jika tak myempatkan diri.

jika tak mampu lagi berdiri lama gunakan Qur'an dalam bacaan sholat, masih bisa tilawah sambil duduk.
jika tak mampu lagi duduk tegak, masih bisa tilawah dengan duduk setengah berbaring.
jika lisan sudah serak, masih bisa tilawah tanpa suara.
jika mata sudah mulai berat, masih bisa tasmi' (menyimak) orang/mp3 tilawah.
jika sudah tidak bisa apa2 lagi, ya saatnya kita dibacakan yasin :)

Ya Rabb, jadikan kami termasuk orang2 yg membaca Qur'an
lalu meningkat kehidupan kami
jangan Kau jadikan kami orang2 yg membaca Qur'an
tapi kemudian sengsara hidup kami ....



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh..
” Kuper ya kamu,sok agamis tapi gak pernah gaul “ “ Katanya islmai, pake kerudung, tapi gandengan tangan sama pacarnya,mau gaul tapi kebablasan” “Tu cewek mentang-mentang pake krudung ,kok sok eksklusif banget ya,gaul nya cuma sama temen-temennya yang pake krudung doank,mana mau cewek kayak kita di jadiin temen”

Kata-kata di atas sering sekali anda maupun saya,dalam kata-kata yang sama atau pun dengan pembendaharaan kata-kata yang lain. Masyarakat kita sering kali menyimpulkan apa yang terlihat,lalu di generalisirkan. Hanya sedikit yang berbuat,lantas di simpulkan bahwa semuanya sama. Seorang muslimah yang memakai jilbab akhirnya terkena imbas para wanita yang memakai kerudung gaul,kerudung yang dilitkan keleher atau tak menutup dada terus memakai pakaian ketat agar terlihat bahwa mereka juga bisa gaul.

Padahal gaul yang melanggar syariat pun tentu tak di benarkan. Sedangkan para wanita yang memakai pakaian longgar dan berjilbab panjang akhirnya terkena imbas dari para muslimag gaul yang bertentangan dengan syariat. Samapai ada yang mengatakan kalo semua perempuan itu sama aja,pakai jilbab lebar buat menutupi aib..Naudzubillah.. Wanita yang memakai jilbab syar’i memang bukan manusia sempurna atau lepas dari kesalahan,tapi tentu mereka tetap ingin menjaga syariat terlepas dari apapun yang mereka perbuat.

Tak lepas dari para muslimah,kadang kala kita menemukan muslimah tapi pendiem. Sering kali masyarakat pada umumnya mengatakan dia” kuper”. Padahal tidak selalu yang gaul itu yang pinter ngomong,yang cerewet,yang temennya banyak.

Tapi bagaimana kita menyikapi pergaulan yang tidak menyimpang dari ajaran islam. Dia pendiam atau dia cerewet asalkan itu baik baginya dan bagi agamanya tentu itu lah yang terbaik. Muslimah pendiam tidak selamanya akan jadi pendiam,ketika ada kemungkaran di depannya,itu lah waktunya dia akan bergerak melangkah tak kenal takut. Dan tipe gaul yang terakhir adalah pergaulan eksklusif.

Sering kali muslimah satu dengan muslimah yang lain merasa mereka dijauhi. Pemikiran muslimah eksklusif seperti ini yang harus kita hilangkan,entah itu dengan alasan apapun. Pemikiran muslimah berjilbab hanya mau berteman dengan muslimah berjilbab saja tentu tidak di benarkan,karna mereka pun senantiasa membuka lebar-lebar pergaulan mereka dengan siapaun asalkan yang di ajak bergaul sama-sama ingin menegakkan kebenaran dan menghilangkan kemungkaran. Begitupun dengan para muslimah yang merasa dirinya tersisih kan,kita semua adalah muslimah,pun kata rosulullah.

muslim itu bagaikan satu tubuh. Otomatis antara bagian tubuh yang lain saling membantu.
Jangan pernah berpikiran bahwa dia hanya mau bergaul dengan dia,dan tak mungkin mau bergaul dengan ku. Tentu tidak sahabat. Bukalah hati kita dalam bergaul dengan siapapun,tapi jangan jadikan pergaulan kita menjadi ajang maksiat,apalagi ajang bergunjing Jangan lah kita terlena akan kesombongan kita karna temen kita di mana-mana sehingga ada saudara kita yang merasa tersisihkan keberadaanya. Rangkullah semuanya agar bisa menegakkan panji Islami bersama-sama.

Gaul bukan di lihat dari berapa orang yang mau menjadi temen kita,berapa banyak orang memuji kita,berapa banyak orang yang menyukai kita. Tapi gaul yang bisa menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya,gaul yang bisa menjaga diri kita dari kemaksiaan,dan gaul untuk mengajak saudara-saudara kita dalam kebaikan untuk menggapai ridho Allah Azza Wa Jalla. Mari bergaul dengan cara islami. ^_^

Wallahu’alam bi Showwab.

Sumber :: bukanmuslimahbiasa



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Oleh Dinar Zul Akbar

Terderang dering SMS dari HP si Rangga. Ia pun membuka HP canggih plus mahalnya. Setelah dilihat ternyata itu berasal dari Cinta salah seorang teman akhwatnya. Dengan sigap dan cepat ia segera membuka serta membacanya. Setelah dibaca ternyata ada sebuah pesan Jar-kom (jaringan komunikasi) berisi rapat agenda dakwah di kampusnya.

Jarkom menjarkom adalah hal wajar bagi Rangga dan Cinta. Dikarenakan mereka berdua adalah aktivis di kampusnya. Apalagi kedua provider mereka adalah sebuah brand baru yang terkenal dengan model ibu-ibu gemuknya. Yaa untuk sesaat, hal ini wajar adanya.

Waktu pun perlahan namun pasti terus berlalu. Rangga dan Cinta yang pada awalnya hanya SMS jarkom beralih ke topik permasalahan individu. Tanpa mereka sadari bahwa kini sang setan telah berhasil masuk dengan mulus ke sasaran yang ia tuju. Setan pun membatin dalam hati ”haha, mampus lu, kena gue tipu”.

Cinta sang putri terlanjur sering bertanya masalah syariah kepada Rangga sang Pangeran. Rangga yang memang luas pengetahuannya dengan mudah menjawab itu semua mulus tanpa hambatan. Selain perkara halal-haram Cinta pun sering meminta tausiyah dari Rangga sang Ikhwan. Ya, lagi-lagi Rangga yang memang kutu buku mampu menyanggupi segala permintaan dari Cinta sang perawan.

Suatu ketika Rangga pun merindu dengan SMS requestnya Cinta. Ia pun bertanya-tanya ada apa gerangan dengan ”Si Dia”. Maka kali ini Rangga yang berSMS ria. Ia menanyakan bagaimana kabar Cinta yang jauh diseberang kecamatan sana.

Cinta pun menjawab bahwa ia sedang kurang enak badan. Entah karena aktivitasnya atau karena kuliahnya yang begitu sibuk menguras pikiran. Si Rangga menjadi iba atas musibah yang menimpa Cinta yg ia sebut sebagai sebuah penderitaan. ”Syafakillah ukhtiy, mudah2an Allah menyembuhkan anti” tulis Rangga singkat dalam sebuah pesan.

Proses interaksi kini menjadi dua arah. Awalnya Rangga hanya sebagai pengarah. Kini Rangga berbalik arah menjadi sang peminta hikmah. Giliran Cinta yang kini posisinya sebagai ustadzah.

Perkara halal-haram, dan SMS tausiyah pun sudah. Kini giliran masalah pribadi atau syakhsiyah. Cinta sering meminta solusi tentang permasalahan yang sering mengganggu hari-harinya yang cerah. Begitu pun sebaliknya dengan akh Rangga yang juga sama-sama butuh solusi terhadap segala masalah.

Tidak sampai disitu saja. Mereka berdua sudah keluar jalur tampaknya. Bonus SMS yang seharusnya dipakai ke hal-hal yang bermanfaat, kini dihabiskan seenak jidatnya. Mereka berdua mulai menanyakan hal-hal yang sangat sangat sederhana. Seperti sudah makan apa belum, bangunin qiyamul lail, dan hal-hal nggak penting lainnya. Dan bahasa aku-kamu sudah menjadi hal biasa menggantikan ungkapan anti-ana.

Hari-hari terus berlalu dan nampaknya Cinta dan Rangga malah terlihat makin menikmati. Mereka berdua menikmati aktivitas yang dirasa dakwah padahal sebetulnya hanya sebuah permainan hati. Permainan yang biasa dimainkan oleh sepasang insan yang mungkin menyebabkan mereka menjadi lupa diri. Lupa terhadap pengawasan Allah yang maha mengetahui baik yang terang-terangan ataupun tersembunyi.

Akibat permainan hati tersebut. Cinta dan Rangga menjadi tertutup kepada teman-teman seperjuangan dan seatribut. Usut punya usut. Nampaknya Rangga malu setelah isi SMSnya di baca oleh salah seorang temannya yang bernama Mahmud. Semenjak saat itu-lah Cinta dan Rangga tanpa komando perlahan mundur tanpa banyak ribut. Mundur dari dunia per-dakwah-an, dunia tempat dimana syariat Allah sering disebut-sebut. Dunia dimana surga merupakan balasannya bagi siapa saja yang mau ikut.

Teman-temannya pun tak bisa berbuat banyak. Toh, dari mulai cara bicara pribadi dari hati ke hati sampai disindir-sindir semua mental tak satu pun yang masuk secara telak. Para sahabatnya pun hanya punya senjata terakhir yaitu doa secara serentak. Mudah-mudahan melalui doa ini Rangga dan Cinta bisa sadar dan terhenyak.

untuk eramuslim.com



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

dakwatuna.com - Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat-sahabat Kerohanian Islam atau sering dikenal ROHIS di seluruh Indonesia, baik tingkat menengah ataupun atas, semoga Allah memberikan keistiqamahan dalam jalan kalian, dalam keikutsertaan kalian baik aktif ataupun pasif.

Saya hanya ingin sedikit sharing dengan kalian, tentang ROHIS ini, tentang pengalaman, tentang cerita suka dan duka, tentang manfaat teman-teman bergabung dengan ROHIS.

ROHIS, sebuah lembaga yang telah membesarkanku, mendidik dan mengajarkan tentang berbagai hal.
ROHIS merupakan satu lembaga ekstrakurikuler yang lengkap menurut pandangan saya,
ia mengajarkan untuk berorganisasi,
ia mengajarkan untuk dakwah dan ibadah,
ia mengajarkan untuk membina lingkungan sekolah,
ia mengajarkan untuk perencanaan kegiatan,
ia mengajarkan untuk komunikasi efektif,
ia mengajarkan untuk olahraga dan pendidikan jasmani,
ia mengajarkan untuk berjiwa sosial kemasyarakatan,
ia mengajarkan untuk menjadi pemimpin sejati,
ia mengajarkan segala hal yang kita butuhkan dan segala hal yang tidak kita butuhkan tapi bermanfaat untuk kita.

Namun satu hal yang tidak akan ditemui di ekskul manapun adalah ROHIS bisa menjadi jalan Hidayah bagi siapa pun termasuk pengurus dan anggotanya. inilah yang akan kita bahas teman-teman.
Jalan kebaikan, jalan petunjuk dan jalan hidayah, insya Allah.
Meskipun kita tidak merasakannya ketika aktif di ROHIS, tidak merasakan seketika itu juga, tapi yakinlah, suatu saat, kita akan menemukan sentuhan tersembunyi yang telah menjadikan kita seperti sekarang ini.

Mungkin ketika kuliah, atau setelah kerja, atau bahkan ketika tua renta, kita baru teringat, bahwa awal mula kita mengenal tarbiyah islamiyah (pembinaan Islam) adalah di ROHIS ini.

Awal yang mengubah emosi jiwa menjadi jiwa yang teduh penuh cinta,
mengubah dosa menjadi amal pahala,
mengubah rasa takut menjadi berani penuh semangat,
mengubah cara pandang negatif menjadi positif,
Semua mungkin berawal dari sini, dari ROHIS ini.

Oleh karena itu, saya hanya ingin berpesan, siapa pun kita, apapun latar belakang kita, semaksiat-maksiatnya kita, jangan sampai kita meninggalkan organisasi ini, karena ia adalah jalan yang Allah sediakan, untuk membuka hati, membuka emosi, membuka jalan hidayahNya.

Jalan yang menghadirkan pelaku-pelaku kebaikan,
jalan ukhuwah dan kebersamaan yang erat menyatukan semua potensi kejujuran,
jalan yang suatu saat akan membuat kita sadar, bahwa di sinilah kita dibesarkan,
dengan segudang masalah,

Tetaplah berada bersama para pelaku kebaikan,
niscaya kebaikan itu akan mengikutimu,
dan akan mengubah paradigmamu,
bahkan mengubah maksiat-maksiatmu,
Yakin dan tetapkan tekadmu,
inilah jalan terbaik untuk masa depanmu,
bersama ROHIS, aku tetapkan yakinku.

Untuk sahabat ROHIS di seluruh Indonesia, para alumninya,
khusus ROHIS SMA N 55 dan Keluarga Alumni Rohis SMA N 55 (KARIMA),

mari kita bersama menjadi penerus peradaban,
yang melahirkan generasi-generasi rabbani,
mari kita sambut seruan yang mulia,
mari bersama ikuti langkah perjuangan,
di medan dakwah sekolah kita tercinta.

FAJAR FATAHILLAH
- Alumni ROHIS SMAN 55 Jakarta (2004-2006)
- Keluarga Alumni Rohis SMAN 55 (KARIMA)



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Lucu ya...

Uang Rp 20,000an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid tapi begitu kecil bila kita bawa ke mall…

45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk PACARAN…

Betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop…

Susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman atau pacar...

Betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya…

Susah banget baca Al-Quran 1 juz saja, tapi novel best-seller 100 halaman pun habis dilalap…

Orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar…

Susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip…

Kita begitu percaya pada yang dikatakan koran, tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al Quran…

Begitu banyak orang segan/takut dipanggil sama boss, pejabat, dan orang "besar" lainnya, tapi begitu banyak orang yang cuek jika ada panggilan (adzan)/ dipanggil Allah..

Kita bisa ngirim ribuan jokes lewat email, bbm, tapi bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah sering mesti berpikir dua-kali…
Allah berfirman : " jika engkau lbh mengejar duniawi drpd mengejar dkt dg Ku maka Aku berikan, tp Aku akan menjauhi kalian dr surga Ku ... "

Oleh: Harry MAu



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

Tudingan bahwa pendidikan dan agama di sekolah yang menyebabkan perilaku radikalisme dan intoleransi siswa sekolah, dinilai tidak fair. Pemerintah seharusnya merevitalisasi pendidikan agama di sekolah, agar pemahaman agama yang diajarkan tidak dangkal.

“Kita menuntut pemerintah untuk merevitalisasi peran pendidikan secara umum dan khususnya pendidikan agama agar mampu mencetak siswa yang berkontribusi positif di masyarakat, mencegah sikap intoleran dan merusak seperti radikalisme, teroris dan makar,” ujar anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKS KH Jazuli Juwaini, Lc, MA.

Hal itu disampaikan Jazuli dalam rilis yang diterima, Jumat (20/5/2011).

Jazuli menambahkan, fenomena meningkatnya tindakan radikalisme dan teroris justru dikarenakan dangkalnya pemahaman terhadap agama. Karena itu, upaya preventif yang tepat saat ini adalah dengan merevitalisasi pendidikan agama dan akhlak di sekolah, keluarga, maupun masyarakat.

Menurut Jazuli, pendidikan dan pelajaran agama yang dijalankan saat ini hanya bersifat formalitas, materi dan tidak mendorong pembentukan moral dan karakter siswa didik. Seharusnya, lanjut tokoh ulama Banten ini, alokasi jam pelajaran agama dan akhlak ditingkatkan dari sisi kuantitas dan kualitasnya. Selain itu, materi pelajaran non-agama atau umum seharusnya juga diarahkan pada penguatan akhlak dan karakter siswa sehingga tidak terlepas dari esensi pendidikan sebagaimana diamanahkan oleh UUD 1945 dan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.

“Pemerintah harus memikirkan kembali desain kurikulum secara luas dimana setiap mata pelajaran seharusnya berorientasi pada pembentukan akhlak dan karakter dan tidak semata-mata mengejar nilai,” paparnya.

Dia juga menekankan bahwa pemerintah seharusnya mendukung, memfasilitasi, mengembangkan, dan memberdayakan pendidikan agama dan kegiatan keagamaan di sekolah seperti kerohanisan Islam (rohis) sekolah. Karena perannya cukup besar dalam menjaga akhlak dan karakter siswa. “Lembaga pendidikan Islam harus disterilkan dari tuduhan-tuduhan radikalisme dan terorisme, karena itu sama sekali tidak ada hubungannya.” tutup Jazuli.

sumber : detik& Islamedia



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR - - 0 komentar

http://4.bp.blogspot.com/-yRGuoW1kJ3s/TaKyWQ0261I/AAAAAAAAANw/jzsxzR8LIYw/s1600/hate.jpg


“Gue susssaaaah banget maafin kesalahan dia!”
“Sampai mati pun, kagak bakalan gue ampunin, gue udah didzolimin!!!”

Sob, banyak yang tidak “ngeh” bahwa dendam sebenarnya tidak membawa apapun selain kehancuran. Bukan kehancuran buat orang yang kita timpakan rasa dendam euy! Melainkan kehancuran buat diri kita sendiri. Ali Radiyallahu’anhu dengan tepatnya mengumpamakan, “Memelihara dendam itu seperti diri kita meminum racun, tapi berharap orang lain yang mati.” Aha! Sudah jelas kan bahwa miara dendam sama parah dengan miara tuyul? Hii...

Terus, bagaimana doong cara untuk melampiaskan emosi yang terpendam karena sering dizolimi? Kan susah banget memaafkan kesalahan orang yang udah terlanjur kita benci sampai ubun-ubun!

Nah, makanya... ikuti pembahasan Bianglala Nida edisi ini sampai tuntas... tas... tas...

Tingkatan Orang yang Dizolimi

Sob, jangan salah... orang yang dizolimi punya level yang berbeda-beda looh!
Level terendah adalah mereka yang dizolimi, kemudian orang-orang ini sulit memaafkan dan malah memendam dendam. Hayyo... jangan sampe deh kita berada di level ini, rugi dunia-akhirat!

Level lumayan adalah mereka yang dizolimi, kemudian membalas kezoliman itu dengan setimpal sehingga tidak lagi memendam dendam. Lumayan daripada lumanyun, tapi tingkatan ini masih standar banget Sob!

Level tinggi adalah mereka yang dizolimi, kemudian memaafkan dengan lapang dada.

Level dahsyat adalah mereka yang dizolimi, kemudian malah membalas orang yang mendzolimi dengan kebaikan.

Yuk kita bahas level demi levelnya! Supaya kita bisa sampai ke tingkat memaafkan dengan lapang dada dan bahkan membalas kedzoliman dengan kebaikan.

Pertama-tama: Benarkah Dizolimi, atau Kita yang Menzolimi Diri Sendiri?

Islam tidak pernah mengajarkan kita untuk “nrimo” keburukan yang dilakukan orang lain pada kita loh Sob, tampar pipi kanan, kasih pipi kiri. Justru Allah Swt. membolehkan kita untuk membalas kejahatan dengan setimpal.

Coba simak Quran surat An-Nahl ayat 126: “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu...”

Misalnya kita dipukul, yaa balaslah memukul dengan kekuatan seimbang. Kecuali kalau kita memang ikhlas dipukul, gak ada dendam apalagi sakit hati. Artinya, ketika kita dipukul kemudian kita malah diam saja, tapi sebenarnya hati kita merasa benci dan dendam, sejatinya, yang menzolimi diri kita bukanlah orang yang memukul, tetapi diri kita sendiri yang membiarkan orang lain memukul kita dengan leluasa. Bukankah kita adalah pemimpin untuk diri sendiri? Seharusnya kita bertanggungjawab terhadap apapun yang terjadi pada diri kita, jangan bisanya cuma menyalahkan orang lain dan merasa dendam, padahal kita memang tidak melakukan apa-apa untuk membela hak kita sendiri.

Kalaupun kita tidak memiliki kemampuan melawan dengan fisik, kita bisa menggunakan kecerdasan kita, misalnya meminta bantuan pihak lain untuk membantu kita mengatasi kezoliman tersebut, atau jauhkan diri dari sumber kezoliman tersebut. Hargai diri kita sendiri! Jangan sampai rela dizolimi orang... Jika kita tidak melakukan langkah apapun untuk melawan kezoliman terhadap diri kita, berarti memang kitalah pelaku kezoliman untuk diri sendiri:
Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d 11)

Artinya, Allah meminta kita untuk berinisiatif mengubah nasib sendiri, dengan demikian kita tidak ada hak untuk menyalah-nyalahkan orang lain, dendam kesumat, bahkan bersumpah tidak akan memaafkan orang tersebut. Jadi, penting untuk menyadari di awal... apakah kita benar dizolimi, atau justru kita yang menzolimi diri sendiri? Duh, jangan sampai deh kita “sakit” gara-gara kejahatan orang lain. Belajar bela diri sendiri yuk!

“Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, "Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya." (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Kedua: Digigit Anjing, Tidak Perlu Balas Dengan Gigitan!

Kalau kita dizolimi, sah-sah saja membalas dengan setimpal. Masalahnya... kalau yang menzolimi kita memang bukan manusia, bukankah menghabiskan waktu saja kalau cari perkara dengannya? Ibaratnya, digigit anjing malah balik ngegigit anjing itu, yang bodoh kita atau anjingnya? Bingung kan?

Sobat Nida, banyak sekali manusia yang “bukan manusia” di dunia ini, punya otak tapi tidak dipakai berpikir, punya hati tapi mati, sehingga semua ucapannya menyakitkan, setiap tindak-tanduknya menyinggung orang lain. Untuk tipe yang satu ini, perlu kebesaran hati kita untuk tidak memasukkan ke dalam hati hal-hal yang ia lakukan, kalau tidak? Beuh, bisa-bisa habis waktu dan energi untuk mengurusi hal-hal menyebalkan dari perbuatannya.

So, nggak perlu deh merasa dendam, benci, kesel setengah mati, plus geregetan dengan orang seperti ini! Cukup kasih peringatan seperlunya, atau diamkan saja dan jangan sekali-kali kita izinkan perkataan dan perbuatannya merasuki hati kita sampai bikin kita depresi, rugiiiii. Kita bisa menganggap orang-orang ini adalah “utusan syetan” untuk menjerumuskan kita ke neraka. Biarkan aja mereka bertingkah, jangan sampai terpancing!

Anjuran dari al-Quran surat Al-Maaidah ayat 13 untuk “membalas” orang-orang yang hatinya sudah kadung jadi batu:

Maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Peribahasanya begini: Anjing melolong, kafilah berlalu. Biarin aja anjingnya capek sendiri, kita mah cuek aja. Oke?

Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Al Qur’an surah 7:199)

Ketiga: Maafkanlah, Karena Dendam Hanya Melahirkan Dendam

Ketika kita merasa kesal setengah mati dan berencana tidak memaafkan orang lain, sebenarnya itu bisa menyempitkan hati kita sendiri. Kita menyimpan dendam sebesar gunung ke dalam hati, akibatnya... hati kita penuh dengan kebencian, dada kita terasa sesak. Yang rugi yaa diri kita sendiri Sob.

Apakah kita mengira jika perasaan dendam itu dibalaskan maka kita akan menjadi lega? Oh, ternyata tidak! Dendam yang dibalaskan malah akan memunculkan dendam yang lain looh, jadinya saling dendam sampai tujuh turunan, kan gak oke banget tuh. Makanya Allah memberi solusi agar kita bebas dari dada yang sempit dan hidup yang penuh dendam kesumat:

Hendaklah memberi maaf dan melapangkan dada, tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?” (Q.S. An-Nuur: 22)

Pasti kita berharap kesalahan-kesalahan kita dimaafkan oleh Allah, bagaimana kalau kita duluan yang memaafkan kesalahan orang lain, sehingga Allah ridho pada kita dan mau memaafkan kesalahan kita?

Jangan Lupakan Hukum Alam!


Yang tidak boleh kita lupa adalah adanya hukum alam, “Siapa yang menabur, dia akan menuai.” Bahasa Fisikanya, hukum kekekalan energi. Bahwa energi baik dan energi buruk yang kita keluarkan akan kembali pada diri kita dengan nilai yang sama. Jadi siapapun yang berlaku dzolim, kedzolimannya itu akan berbalik mengenai diri mereka sendiri.


Artinya, kalau kita mau lebih cerdas daripada sekedar membalas kezoliman orang lain, yaa caranya dengan Memaafkan! Ngapain kita nyempit-nyempitin hati dengan memperhitungkan kedzoliman orang, toh kejahatan mereka akan berbalik pada diri mereka sendiri.


Memaafkan itu sama dengan membuang beban-beban yang bergelayutan di hati kita, dengan memaafkan, berarti kita menyerahkan “pembalasan” pada Allah. Dan asal tahu aja... pembalasan dari Allah untuk orang-orang dzolim pasti lebih “nendang” daripada kita balas sendiri. Makanya Allah meminta kita menahan diri:


“... Akan tetapi jika kamu sekalian mau bersabar atas kedzoliman yang telah mereka timpakan kepada kamu serta dengan itu semua kamu mengharap pahala dari Allah sebagai ganti dari kedzoliman itu lalu kamu pasrahkan dan serahkan semuanya kepada Allah maka itu akan lebih baik bagi kamu sekalian.” (An-Nahl 126)



Memaafkan itu Menyehatkan


Ternyata memaafkan itu menyehatkan! Dalam buku Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres.


Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.


Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Hmm...



Terdahsyat: Tidak Sekedar Memaafkan, tapi Membalas dengan Kebaikan


Ini yang lebih dahsyat, Rasulullah Saw. telah mampu memberi teladan buat kita, tidak sekedar memaafkan kezoliman orang, tapi juga membalas kezoliman tersebut dengan kebaikan. Yaa ampun, nyebutinnya aja udah pengen keluar air mata, hebat banget sih idola kita...


Bayangkan... meskipun dilempar batu dan diusir oleh penduduk Thaif, Rasulullah Saw. malah berdoa semoga Allah memberikan keturunan orang-orang yang beriman dari penduduk Thaif. Apakah kita sanggup menirunya?


Kalau kita ingin menang berkali-kali, apa yang dilakukan Rasulullah Saw. ini harus kita coba dan kita biasakan Sob! Membalas kezoliman atau penghinaan dengan kebaikan. Ada juga kisah menarik dari buku “13 Wasiat Terlarang” karya Ippho Santosa mengenai hal ini:


Suatu ketika, Jerman Timur membuang timbunan sampah di perbatasan Jerman Barat. Orang-orang di Jerman Barat sangat marah dan ingin membalas penghinaan tersebut. Namun, ada seorang bijak yang memberi usul lebih cemerlang.


Akhirnya, Jerman Barat justru menaruh beraneka hasil bumi, sayur-mayur, buah-buahan di perbatasan Jerman Timur, mereka sekaligus memancangkan sebuah papan bertuliskan “Masing-masing memberi sesuai dengan kemampuannya.”


Hehehe. Bukankah itu pembalasan yang manis? Sebenarnya Jerman Barat sedang menghina “Jerman Timur mah kemampuannya cuma sampah”, tapi pembalasan ini dibungkus dengan amat cantik. Malah keren kan?

Begitulah, kita mustinya belajar untuk membalas kedzoliman dengan kebaikan, karena hasilnya pasti berakhir happy ending.



Memaafkan itu Melegakan


Sekarang mari kita berpikir jernih, benarkah di hidup yang singkat ini kita rela menghabiskan usia hanya untuk memendam kesal dan kebencian yang mendarah daging? Benarkah kita rela membakar diri sendiri dalam api kemarahan sekaligus api neraka hanya karena seorang yang mendzolimi kita?

Sekarang, pikirkanlah orang-orang yang mendzolimi kita, yang pernah menghina kita, yang meremehkan kita, bahkan yang menghancurkan masa depan kita! Bayangkan wajah mereka, dan katakanlah “Saya telah memaafkanmu, semoga Allah mengampuni saya!” katakanlah berulang-ulang! Sebanyak-banyaknya! Minimal sepuluh kali, kalau perlu sampai air mata kita luruh!


Karena kita berharap Allah menempatkan kita di tempat terbaik, dunia-akhirat, maka lepaskanlah rasa marah, dendam, benci itu, biarkan dada kita lega dan lapang tanpa beban! Jangan lagi memberatkan hati kita dengan memikirkan cara-cara membalas dendam.


Percayalah Sob, kemaafan kita adalah untuk kebaikan diri kita sendiri, bukan untuk kebaikan mereka. Jika benar mereka melakukan kedzoliman, pasti Allah membalasnya dengan adil! Jadi, demi kelegaan dan kedamaian dalam hati, maafkanlah kedzoliman orang lain, dan rasakanlah sensasi luar biasa yang tidak akan kita dapatkan sekalipun kita telah melampiaskan amarah dan dendam di dada!


Maka disebabkan rahmat Allah atasmu, kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka…”(QS:3:159)


Sob, sungguh... memaafkan itu melegakan, mari kita menjadi pribadi yang terbiasa memaafkan, sehingga Allah pun mudah memaafkan kesalahan kita. [Syamsa - Majalah Annida/Islamedia ]



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
Orange Design Pointer