Islamedia
- Ini tentang salah satu kewajiban asasi. Yang mestinya tak diabaikan
dan dibiarkan, atau dianggap tenang2 saja kala tak dapat ditunaikan.
Tilawah Qur'an. Ya, tilawah Qur'an dengan target minimal 1 juz tiap hari.
Berat kah itu buatmu? Sementara novel yang menarik dengan tebal 250-300
halaman bisa tuntas kau baca hanya dalam sehari! Luar biasa!!
Lalu, apakah Qur'an itu lebih buruk kualitasnya dan lebih rendah daya tariknya dari pada novel itu? Ah, tentu saja tidak.
Tapi, itulah godaan menuju konsistensi. Jika dibuat statistik, ada
kalanya lunas 1 hari bisa tilawah 1 juz, tapi rasanya lebih banyak tak
lunasnya.
Lalu, kenapa tidak ada semacam rasa bersalah yang amat
sangat, kala target itu tak tercapai? Kenapa penyikapannya menjadi
sangat berbeda kala target pekerjaan di kantor tak tercapai?
Oh, inilah manusia, yang mungkin hampir hilang sisi2 kemanusiaannya.
Maka, aku tersindir berat saat membaca tulisan Cak Nun. Di ujung
paragraf sebuah artikelnya 'Nyicil Simpati Kepada Setan' dia tulis:
Setan bilang kepada saya: "Tidak ada tantangan lagi. Manusia bukan
tandingan setan sama sekali, sangat mudah kami kendalikan. Sangat tidak
memilki ketegasan & ketahanan untuk mempertahankan kemanusiaannya.
Sungguh tidak menarik lagi bertugas sebagai setan..."
Astaghfirul-Lah. Memang harus ada upaya lebih, kesiapan, dan kemauan
keras untuk bisa konsisten sebagai manusia. Apalagi (hanya) untuk
tilawah 10 lembar dalam sehari. Mestinya SANGAT BISA, jika ditilik dari
perangkat kita yang super canggih ini. Tellinga, mata, alat2
artuikulator,.. yang menempel di badan ini, semuanya masih waras dan
mampu bekerja dengan baik. Lalu, apalagi yang akan dijadikan alasan
untuk tak tercapainya target?
MALAS!
Cuma itu kata
yang paling pas. Dan malas adalah ciri2 orang MUNAFIK! 'Waidza qoomu
ilas sholaati qoomu kusaala' (dan jika dia berdiri untuk sholat, maka
dia berdiri dengan malas). Jadi, sudah sebegitu munafik-kah dirimu,
Ning?
Teringat 17 tahun lalu, saat masih aktif di Lembaga
Tahfiz Qur'an,. Betapa sebenarnya kebaikan (kadang) memang perlu
dipaksakan. Salah satu ustad pembimbingku di LTQ, yang seorang
al-hafidz, memantau setoran hafalanku sepekan 3 kali, memaksakan aku
untuk rajin menghafat dan selalu tuntas tilawah Qur'an khatam setiap
akhir bulan.
Buku pemantau LTQ memang terdiri dari 2 sisi. Sisi
kanan adalah laporan kemajuan hafalan dalam 1 bulan. Sekali setor (2
hari sekali) minimal 2 halaman. Pernah aku tak siap, hanya siap setor 1
halaman, kata ustadnya, "Sudah buat besok lagi aja. Gak usah disetorin.
Pulang aja"
Hiks hiks.. gak dianggao deh. Tapi, salah aku sendiri
lah, sudah tahu aturannya minimal 2 halaman setor, masih nekat aja
datang berharap ada keringanan.
Nah, sisi kirinya adalah lembar
pemantauan tilawah dalam 1 bulan. Untuk memaksaku supaya konsisten
tilawah 1 juz per hari dan khatam tiap akhir bulan, sejak awal bulan
pun, ustad selalu menuliskan di akhir bulan itu, 'khatam', dalam tulisan
arab. Yaa, akhirnya, meski kadang saat paruh bulan juga belum mencapai
15 juz, terpaksalah, ngebut supaya pada akhir bulan bisa khatam, karena
terlanjur sudah ada tulisan beliau dan sudah ditandatangani pula.
Namun, pernah juga, benar2 aku tidak bisa khatam, saat sakit atau uzur
bulanan sediit lebih panjang. Terpaksa, dengan malu hati, minta
dispensasi. Dan ustad dengan wajah merengut, mencoret kata khatam itu.
Afwan ya ustad :(
Hiks hiks.. sekarang ini, jadi rindu dipaksa begitu. Ayo dong siapa mau memaksaku?
Mudir (Direktur) LTQ pada waktu itu, juga pernah menasehatkan, untuk
ta'amul dengan Qur'an jangan mengambil prinsip qana'ah (merasa cukup),
tapi justu harus hirsun (rakus). Tidak pantas ada ucapan,
"Habis gimana yaa, saya memang susah kalau menghafal. Ya sudah lah saya ngafal yang surat2 pendek aja"
Atau, "Habis gimana yaa, saya pulang kerja sudah malam. Belum ngurusin anak2. Jadi sudah kecapekan, gak semoat tilawah banyak2"
Kata ustad, ibarat makan, jika kita qana'ah, apa iya mau selama hidup
makan dengan lauk tempeeeeeeeeeeee terus seumur2? Mestinya kan bosen,
ingin ada peningkatan gizi, sekali2 dengan daging, telur atau apalah
yang lebih enak.
Begitu pula dengan tilawah dan menghafal
Qur'an, harus ada kemauan untuk target yang lebih tinggi. Jangan merasa
cukup dengan hafalan dan kebiaaan tilawah yang sudah ada (yang belum
sesuai target).
Hmm, tak berat sebenarnya untuk bisa tilawah 1
juz sehari. Satu juz kan cuma 10 lembar (20 halaman). Jika dibaca tiap
selesai sholat, kan cuma perlu baca 2 lembar atau 4 halaman saja. dan
itu hanya butuh waktu tak lebih dari 10 menit!
Jika mau dibaca
sekali geber setengah juz (5 lembar), kan cuma butuh waktu tak lebih
dari setengah jam. Jadi, sehari bisa dicicil 2 kali duduk, masing2
setengah juz, butuh waktu total tak kurang dari 1 jam. Sedangkan waktu
sehari ada 24 jam. Wahai, kemana saja kau selama 24 jam waktumu dalam
sehari itu, Ning? Cuma butuh 1/24 saja untuk bisa komitmen tilawah. Di
mana susahnya, Ning?
Susahnya di sini. Di aliran darah yang
mungkin sudah ditongkrongi setan2 gendut, yang berwujud nafsu, yang
membidani lahirnya kemalasan. Yang dia baru bisa pergi jika diusir
dengan sekuat tenaga. Diusir paksa!
Ya, harus bisa memaksa diri sendiri !
Bismillah, Allahumma paksain :)
Eits salah. Kemarin kan baru saja diingatkan suami, jangan bikin doa
yang aneh2, doa seperti yang diucapkan Musa As aja: Allahumma yassirliy
amriy (Ya Rabb, permudahlah urusanku).
Jadi ingat dengan coretan pendekku 2 bulan yang lalu. Ah, sudah 2 bulan sejak tulisan itu, masih begini2 saja? Inna lillahi :(
SUDAH 1 JUZ KAH TILAWAHMU HARI INI ??
(tanyaku pada diri sendiri)
kita tak akan punya waktu untuk berinteraksi dgn Qur'an setiap hari, jika tak myempatkan diri.
jika tak mampu lagi berdiri lama gunakan Qur'an dalam bacaan sholat, masih bisa tilawah sambil duduk.
jika tak mampu lagi duduk tegak, masih bisa tilawah dengan duduk setengah berbaring.
jika lisan sudah serak, masih bisa tilawah tanpa suara.
jika mata sudah mulai berat, masih bisa tasmi' (menyimak) orang/mp3 tilawah.
jika sudah tidak bisa apa2 lagi, ya saatnya kita dibacakan yasin :)
Ya Rabb, jadikan kami termasuk orang2 yg membaca Qur'an
lalu meningkat kehidupan kami
jangan Kau jadikan kami orang2 yg membaca Qur'an
tapi kemudian sengsara hidup kami ....
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer