Posted by hestuSUGAR
-
-
“Tepp”..Astaghfirullah…makalah
ku hilang secara tiba-tiba. Padahal besok harus sudah dipresentasikan
di depan client. Naskah presentasi yang sudah ku buat 3 hari ini yang
memakan waktu tenaga dan pikiran hilang begitu saja. Lenyap. Siapa yang
harus ku salahkan?? Ahh ini semua salahku.. karena membiarkan penyakit
yang sudah menjalar keseluruh tubuh laptop ku..aku pikir masih bisa
bertahan sampai satu bulan lagi, baru rencananya aku servis. Tapi
ternyata…ahh aku jadi kesal sendiri..proyek ku gagal.
Gara2
laptopku mati total pada malam itu. Ku coba tekan “Ctrl+Alt+Delete” tapi
ga ngaruh sama sekali..laptop ku HANG…!! Semua cara ga bisa nanganin,
ada satu cara; terpaksa restart…!!
Ya Allah…hilang semua apa yang sudah ku tulis tadi...Seketika langsung ku contact fuad temanku seorang teknisi computer.
“bos, laptop ane ko tiba2 mati yah?”
“hmmm…ada banyak faktor akh farid, kenapa computer mati secara mendadak
atau hang. bisa karena terserang virus, memory kepenuhan, ada shofware
yang tidak terinstal sempurna, bisa karena terlalu banyak software yang
dijalankan, jarang merawat dan membersihkan juga salah satu penyebab
komputer hang, atau kapasitas hardisk sudah terpakai maksimum, sehingga
jalannya program menjadi lambat, sampai akhirnya membuat komputer kita
hang..! antum bawa aja besok ke rumah ane. Nanti coba ane diagnosa
mudah2an masih bisa diobatin yaks”
“oh gitu yah…memang sih
beberapa minggu ini laptop ane loadingnya lemot banget. Sangat
mengganggu produktifitas ane jadinya..tapi mau gimana lagi cuma ini yang
ane punya ane juga ga faham gimana ngatasin lemotnya. Ok akh besok ane
ke tempat antum, mudah2an masih bisa diselamatkan.”
Kawan..
Mungkin ada satu masa saat kita mengalami “hang” dalam hidup ini.
Sebagaimana yang terjadi pada laptop akh farid di atas. Saat kemalasan
dalam beribadah begitu memuncak. Saat panggilan-panggilan dakwah tak
lagi menarik terdengar di telinga kita. Saat datang halaqoh dengan
bermalas-malasan. Saat Tilawah benar-benar terlupakan. Saat qiyamullail
menjadi sangat memberatkan. Saat wirid almatsurat menjadi begitu sulit
dilakukan. Saat dhuha menjadi begitu enggan dilaksankan, saat shaum
sunnah begitu memberatkan, Semua itu adalah indikasi bahwa kita sedang
mengalami “hang” dalam hidup ini.
“hang” ini bukan masalah
sederhana..komputer bisa error dan bahkan mati total jika dibiarkan
penyakit yang didalamnya terus menggerogotinya. Perlu tindakan secepat
mungkin agar komputer dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu pun
dengan kita, saat penyakit ini datang dalam hidup kita, segeralah di
diagnosa dan di cari obatnya agar peran kita diamanapun tetap maksimal.
Jika kesadaran akan kronisnya penyakit yang sedang menjalar dan
menggrogoti tubuh kita tak segera ditumbuhkan, maka kematian hati secara
total mungkin saja terjadi. Al hasil pundi amal yang dulu sering kita
kumpulkan harus diakhiri dengan ending yang menyedihkan. Mati dalam
keadaan suul khotimah..astaghfirullah.
Sebenarnya jika sudah
terasa virus-virus wahn menjangkiti tubuh kita, ada baiknya melakukan
refresh diri kita. Kalo bahasa komputer , saat komputer dirasa
beroperasinya tak selancar biasanya, ada gerak yang tersendat maka
segeralah “klick kanan tekan refresh lalu tekan F5”. Ini dimaksudkan
agar komputer dapat bekerja lebih baik dan tidak mengalami “hang” karena
mungkin terlalu banyak perintah atau program yang dijalankan. Begitupun
pada diri kita, saat dirasa gerak langkah semakin melemah, cobalah
untuk “klik kanan tekan refresh lalu tekan F5” di maksudkan agar
kejumudan hidup dapat segera diatasi dengan kembali menyegarkan hati dan
fikiran agar dapat segera pulih dan semangat kembali dalam menunaikan
segala tugas di muka bumi. Mari kita singkat “klik kanan tekan refresh
lalu tekan F5” menjadi
“Refreshing”
Refreshing ini
salah satu cara untuk mengembalikan fikiran dan hati yang sudah mulai
terkontaminasi virus jumud. Tapi refreshing bukanlah obat yang dapat
mengatasi penyakit jumud secara permanen, ia hanya berperan sesaat dan
harus di barengi dengan kemauan untuk menjaga stamina tubuh agar dapat
kembali menjadi sosok yang siap bekerja kembali menuntaskan tugas-tugas
di bumi ini.
Kawan…
“Hang” adalah sebuah kondisi yang tidak
boleh disepelekan. Jika tidak segera dibenahi bisa menyebabkan
“kematian” yang merugikan. Mari kita cari cari tau penyebab “hang” dalah
hidup kita.
1. Terjangkit Virus
Pernah mendengar
Virus Merah Jambu (VMJ)?? Tentu pernah bukan. Pertananyaanya pernahkah
terjangkit virus ini?? Mungkin sebelum hidayah Allah menyentuh kita,
virus yang satu ini seperti sudah menghipnotis hidup kita. Namun setelah
ikut tarbiyah, kita pun mengenal anti virus yang hebat untuk menghadang
masuknya virus merah jambu ini. Yaitu Cinta Allah saja. Ini anti virus
yang harus terus di update. Agar aktivitas dakwah kita tidak berjalan
lemot atau LoLa (Loading Lama). Lalu adakah virus lain yang selalu
menjangkiti tubuh kita?? “BANYAK!!” kecintaan kita pada dunia yang
berlebihan juga merupakan virus yang harus di waspadai. Kecintaan kita
pada anak istri, keluarga, orang tua, saudara-saudara, pada harta
kekayaan, pada dagangan, dan lain sebagainya, yang menyebabkan cinta
kita pada Allah menjadi turun harus diwaspadai benar. Karena semua virus
itu sangat mudah membuat segala pribadi yang tangguh menjadi loyo,
bahkan mampu melelehkan baja sekalipun. Disinilah “hang” akan mulai
beraksi…(baca : At-Taubah : 24)
2. Terlalu Banyak Amanah
Beratnya beban dakwah yang diamanahkan memang tidak bisa dipikul oleh
seorang diri. Dibutuhkan sekelompok manusia yang solid untuk
menjalankannya. Terkadang keindahan teori amal jama’I, tidak dapat
diaplikasikan seperti keindahan teorinya. Terkadang ada saja kader-kader
yang memiliki semangat yang menggebu-gebu seolah semua amanah baru bisa
dijalankan sempurna olehnya. Sungguh ini adalah semangat yang keliru.
Semangat yang tak terkontrol dengan baik. Sehingga merasa semua amanah
hanya dia yang mampu menjalankannya, alhasil menumpuklah amanah padanya,
dan tak dipungkiri, dibalik semangatnya yang menyala, ada ketsiqohan
yang memadam pada saudaranya. Ending nya kekecewaan yang mendalam, dan
merasa kerja seorang diri..detik-detik “hang” pun mulai terjadi…
3. Terlalu Banyak Program
Banyak program; bagus..terlalu banyak program; tidak bagus. Manis itu
enak, terlalu manis tentu tidak enak. Pedas itu mantap, terlalu pedas;
bisa bikin sakit perut. Apapun itu yang sifatnya “terlalu” tentu tidak
baik bagi siapapun..sekalipun pada harta kekayaan, jika terlalu kaya
akan menimbulkan kesombongan laksana Fir’aun ataupun Qorun.
Terlalu banyak program yang dijalankan, pun akan mengakibatkan terlalu
banyak waktu tenaga serta fikiran yang harus disiapkan. Satu lagi akan
berimbas juga dengan terlalu banyak biaya yang harus di keluarkan.
Kegiatan walaupun kecil dan sedikit tapi itu bersifat istimroriyah /
berkesinambungan, itu akan lebih memiliki efek yang signifikan,
dibanding program yang besar dan menyita konsentrasi serta potensi yang
hasilnya belum tentu memuaskan. Imbas dari banyaknya program yang
dijalankan juga menjadikan produktifitas agak menjadi terhambat, ada
yang merasa sibuk sendiri, karena harus ngurus ini, itu, ini, itu, ini,
dan itu..sehingga menjadi kelelahan sendiri, dan merasa butuh istirahat
sejenak..yupz “hang” mulai beraksi..hati-hati..
4. Maintenance
Ini dia salah satu hal yang juga sangat penting di perhatikan. Pernah
dengar komentar seperti ini kawan “coba lihat, mana yang terawat dan
tidak terawat” jika kita diminta untuk membandingkan 2 baju putih mana
yang terawat dan tidak terawat tentu akan nampak dan dapat menilai
secara zahir. Lalu bagaimana dengan hati manusia?? Bisakah kita menilai?
Mungkin secara zahir bisa, tapi secara bathin?? Hmmm… nampaknya agak
sulit. Karena belum tentu mereka yang terlihat rajin ibadahnya, bagus
juga kualitas hidupnya di masyarakat. Pernah denger guru ngaji yang
memperkosa tetangganya? Pernah denger juga, seorang pelacur yang memberi
minum pada se ekor anjing yang kehausan?? Bukankah perbedaan yang
sangat jauh antara guru ngaji dan seorang pelacur?? Lalu kenapa seolah
perbuatan itu terbalik?? Jawabannya satu “maintenance”.
Seorang
guru ngaji boleh saja dibilang seorang ustadz yang disegani, pandai
mengaji dan mengajarkan ilmu, namun jika ia tak rajin atau malas merawat
keimanannya dan ke-ikhlasannya, bukan tidak mungkin ia menjadi manusia
bejad tak beradab. Sama seperti kita kawan, apa yang sudah kita dapat
dari tarbiyah-tarbiyah yang kita lakukan, jika tak di rawat dengan
selalu menjaga kualitas ruhiyah agar tetap stabil dan meningkat, tentu
kita pun akan mengalami “HANG”.
Mudah2an kita sadar dengan diri
kita sendiri. Sehingga gejala-gejala “hang” yang mulai terasa dapat
segera teratasi. Mari sama-sama kita saling muhasabah dan memutaba’ah
amal yaumiyah kita masing-masing. Dan menyambut dengan baik setiap
program usbu’ ruhiy yang sekarang gencar di sosialisasikan tiap
bulannya. Itu semua dilakukan, agar kita para kader dakwah tidak
mengalami kehilangan naskah kebajikan yang harus di presentasikan dengan
bangga di kampoeng akhirat kelak gara-gara kematian yang tiba-tiba
terjadi sedang kita dalam keadaan “HANG”. Naudzubillah min dzalik…
Wallahu’alam bisshowab.
Abu rafah
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR
-
-
Awalnya aku nggak percaya
diri dengan pakaian yang
tertutup rapi.
Dalam pandangan sebahagian
orang aku nggak trendy..
Tapi, aku percaya akan ada
penghargaan yang lebih baik
dalam pandangn-Nya..
Wahai saudariku...
Cantik bukan berarti buka-bukaan.
Cantik bukan berarti selalu
berdandan.
Dan cantik bukan berarti
seorang pujaan..
Ku ulurkan jilbabku hingga terasa damai hatiku..
Ku longgarkan pakaianku
hingga tertutup bentuk tubuhku..
Ku lakukan semuanya demi perintah Rabbi..
Dan Ku berbisik dalam hati,
Semoga Engkau ridha terhadap amalku dan niat tulusku karena-Mu...
Andai semua orang memahami, cantik lahir bukanlah ukuran..
Tapi, cantik batin yang menyentuh
hatilah yang utama.
By : Akhwat Tangguh
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR
-
-
Dua
sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh
pepohonan. Mereka berdua sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh
dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki perempuan yang
lain juga duduk menyepi.
Apakah yang duduk-duduk ini pasangan
suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang menumpahkan
perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara
yang keliru. Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing
ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut dilakukan di
rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya
status nikah tetap nekad bermaksiat di tempat mulia semacam itu.
Pacaran Sudah Jelas Jalan Menuju Zina
Wahai muda-mudi ... Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina
selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina berawal dari tindak tanduk
perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi,
apalagi untuk sekarang ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan.
Hanya karena kenalan lewat media FB, hingga suka sama suka, dua sejoli
dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya
jalan berdua dengan kenalannya hingga si gadis kecil dibawa lari jauh
dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun
dirayu-rayu oleh si laki-laki hingga akhirnya mau melepaskan
keperawanannya hanya karena rayuan gombal.
Lihatlah adik-adikku
... Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari
kenalan. Lalu beranjak janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi.
Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang
tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love,
membuktikan cinta yang sebenarnya.
Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah
menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar
mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju
sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang
dimaksud dengan ayat ini.”[1]
Coba perhatikan penjelasan di
atas wahai adikku ... Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang
dapat mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua
menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas bukan hanya
memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang
mulia di atas juga memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan
pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena kita dilarang
mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi.
Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat
tersebut. Allah Ta’ala sebenarnya cukup menyampaikan ayat yang ringkas
saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini,
maka aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis itu terlarang dan
aktivitas menyentuh lawan jenis juga terlarang. Apalagi dua aktivitas
yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya.
Untuk aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak
halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara
mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.”[2]Ini menunjukkan
terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis).
Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ
مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا
الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا
الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى
وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam
telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi,
tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua
telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina
tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan
melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu
kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang
demikian.”[3] Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk
keharaman karena dinamakan dengan zina yang juga haram.
Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu
terlarang. Jika ada yang masih mengatakan bahwa ada pacaran yang halal
yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, “Bagaimana mau dikatakan
halal sedangkan pelanggaran di atas masih ditemui? Jika kita nekad
mengatakan ada pacaran Islami, maka kita juga seharusnya berani
mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya.”
Hanya Allah yang beri taufik.
Lebih Parah Dari Itu
Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang
dilakukan oleh laki perempuan non mahrom yang tak diikat tali pernikahan
saja sudah tidak boleh dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika
lebih dari itu? Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan
muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan cinta, namun dengan jalan
yang keliru yaitu dengan “sex before marriage (SBM)”, atau istilah
kerennya adalah dengan “making love”. Sekeren apapun namanya namun
hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah dengan melakukan
dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai
pembuktian cinta. Inilah yang katanya true love, cinta sebenarnya.
Bagaimana mungkin zina dinamakan true love sedangkan di sana menerjang
larangan Allah yang termasuk dosa besar?
Bukankah Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)?
Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan perbuatan yang keji dan
sejelek-jelek jalan.
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ
النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
“Dan orang-orang yang
tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa
yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar,
dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu,
niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al Furqon: 68).
Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat
ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?”
Beliau bersabda, “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal
Dia-lah yang menciptakanmu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa
lagi?” Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan
bersamamu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau
bersabda,
ثُمَّ أَنْ تُزَانِىَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ
“Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Kemudian akhirnya
Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas.[4] Di sini menunjukkan
besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الإِيمَانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ فَإِذَا انْقَطَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الإِيمَانُ
“Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya
seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas
kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali
padanya.” [5]
Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil
di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata banyak remaja
yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang
diperoleh dan dipublikasikan oleh banyak kalangan semakin membuat hati
miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar-benar
rusakkah pemuda Islam kita?
Haruskah Membuktikan True Love Lewat Making Love?
Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks
sebelum nikah (sex before marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika
mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang
diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya?
Tak lain dan tak bukan adalah mengorbankan kesucian mereka. Naudzu
billah.
Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk
memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila seseorang
cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada
orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam
kesengsaraan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ
“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman
(dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana
ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.”[6]
Bila kita
benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan
bersungguh-sungguh menjaga kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan
sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh
lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar.
Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun
berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga kesucian diri dan
orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh
Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin menjaga
kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingat
selalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثَلاَثَةٌ
حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ
الْعَفَافَ
“Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan
Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang
ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga
kehormatan dirinya.”[7] Oleh karenanya, jika seseorang betul-betul ingin
menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui
jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang.
Yakinlah!
Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar
yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka bersabarlah.
Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan
jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan
kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju perbuatan
yang keji tersebut.
Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.
Disusun di Panggang, Gunung Kidul, 26 Rabi’ul Awwal 1431 H (12/03/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR
-
-
Islamedia
- Ini tentang salah satu kewajiban asasi. Yang mestinya tak diabaikan
dan dibiarkan, atau dianggap tenang2 saja kala tak dapat ditunaikan.
Tilawah Qur'an. Ya, tilawah Qur'an dengan target minimal 1 juz tiap hari.
Berat kah itu buatmu? Sementara novel yang menarik dengan tebal 250-300
halaman bisa tuntas kau baca hanya dalam sehari! Luar biasa!!
Lalu, apakah Qur'an itu lebih buruk kualitasnya dan lebih rendah daya tariknya dari pada novel itu? Ah, tentu saja tidak.
Tapi, itulah godaan menuju konsistensi. Jika dibuat statistik, ada
kalanya lunas 1 hari bisa tilawah 1 juz, tapi rasanya lebih banyak tak
lunasnya.
Lalu, kenapa tidak ada semacam rasa bersalah yang amat
sangat, kala target itu tak tercapai? Kenapa penyikapannya menjadi
sangat berbeda kala target pekerjaan di kantor tak tercapai?
Oh, inilah manusia, yang mungkin hampir hilang sisi2 kemanusiaannya.
Maka, aku tersindir berat saat membaca tulisan Cak Nun. Di ujung
paragraf sebuah artikelnya 'Nyicil Simpati Kepada Setan' dia tulis:
Setan bilang kepada saya: "Tidak ada tantangan lagi. Manusia bukan
tandingan setan sama sekali, sangat mudah kami kendalikan. Sangat tidak
memilki ketegasan & ketahanan untuk mempertahankan kemanusiaannya.
Sungguh tidak menarik lagi bertugas sebagai setan..."
Astaghfirul-Lah. Memang harus ada upaya lebih, kesiapan, dan kemauan
keras untuk bisa konsisten sebagai manusia. Apalagi (hanya) untuk
tilawah 10 lembar dalam sehari. Mestinya SANGAT BISA, jika ditilik dari
perangkat kita yang super canggih ini. Tellinga, mata, alat2
artuikulator,.. yang menempel di badan ini, semuanya masih waras dan
mampu bekerja dengan baik. Lalu, apalagi yang akan dijadikan alasan
untuk tak tercapainya target?
MALAS!
Cuma itu kata
yang paling pas. Dan malas adalah ciri2 orang MUNAFIK! 'Waidza qoomu
ilas sholaati qoomu kusaala' (dan jika dia berdiri untuk sholat, maka
dia berdiri dengan malas). Jadi, sudah sebegitu munafik-kah dirimu,
Ning?
Teringat 17 tahun lalu, saat masih aktif di Lembaga
Tahfiz Qur'an,. Betapa sebenarnya kebaikan (kadang) memang perlu
dipaksakan. Salah satu ustad pembimbingku di LTQ, yang seorang
al-hafidz, memantau setoran hafalanku sepekan 3 kali, memaksakan aku
untuk rajin menghafat dan selalu tuntas tilawah Qur'an khatam setiap
akhir bulan.
Buku pemantau LTQ memang terdiri dari 2 sisi. Sisi
kanan adalah laporan kemajuan hafalan dalam 1 bulan. Sekali setor (2
hari sekali) minimal 2 halaman. Pernah aku tak siap, hanya siap setor 1
halaman, kata ustadnya, "Sudah buat besok lagi aja. Gak usah disetorin.
Pulang aja"
Hiks hiks.. gak dianggao deh. Tapi, salah aku sendiri
lah, sudah tahu aturannya minimal 2 halaman setor, masih nekat aja
datang berharap ada keringanan.
Nah, sisi kirinya adalah lembar
pemantauan tilawah dalam 1 bulan. Untuk memaksaku supaya konsisten
tilawah 1 juz per hari dan khatam tiap akhir bulan, sejak awal bulan
pun, ustad selalu menuliskan di akhir bulan itu, 'khatam', dalam tulisan
arab. Yaa, akhirnya, meski kadang saat paruh bulan juga belum mencapai
15 juz, terpaksalah, ngebut supaya pada akhir bulan bisa khatam, karena
terlanjur sudah ada tulisan beliau dan sudah ditandatangani pula.
Namun, pernah juga, benar2 aku tidak bisa khatam, saat sakit atau uzur
bulanan sediit lebih panjang. Terpaksa, dengan malu hati, minta
dispensasi. Dan ustad dengan wajah merengut, mencoret kata khatam itu.
Afwan ya ustad :(
Hiks hiks.. sekarang ini, jadi rindu dipaksa begitu. Ayo dong siapa mau memaksaku?
Mudir (Direktur) LTQ pada waktu itu, juga pernah menasehatkan, untuk
ta'amul dengan Qur'an jangan mengambil prinsip qana'ah (merasa cukup),
tapi justu harus hirsun (rakus). Tidak pantas ada ucapan,
"Habis gimana yaa, saya memang susah kalau menghafal. Ya sudah lah saya ngafal yang surat2 pendek aja"
Atau, "Habis gimana yaa, saya pulang kerja sudah malam. Belum ngurusin anak2. Jadi sudah kecapekan, gak semoat tilawah banyak2"
Kata ustad, ibarat makan, jika kita qana'ah, apa iya mau selama hidup
makan dengan lauk tempeeeeeeeeeeee terus seumur2? Mestinya kan bosen,
ingin ada peningkatan gizi, sekali2 dengan daging, telur atau apalah
yang lebih enak.
Begitu pula dengan tilawah dan menghafal
Qur'an, harus ada kemauan untuk target yang lebih tinggi. Jangan merasa
cukup dengan hafalan dan kebiaaan tilawah yang sudah ada (yang belum
sesuai target).
Hmm, tak berat sebenarnya untuk bisa tilawah 1
juz sehari. Satu juz kan cuma 10 lembar (20 halaman). Jika dibaca tiap
selesai sholat, kan cuma perlu baca 2 lembar atau 4 halaman saja. dan
itu hanya butuh waktu tak lebih dari 10 menit!
Jika mau dibaca
sekali geber setengah juz (5 lembar), kan cuma butuh waktu tak lebih
dari setengah jam. Jadi, sehari bisa dicicil 2 kali duduk, masing2
setengah juz, butuh waktu total tak kurang dari 1 jam. Sedangkan waktu
sehari ada 24 jam. Wahai, kemana saja kau selama 24 jam waktumu dalam
sehari itu, Ning? Cuma butuh 1/24 saja untuk bisa komitmen tilawah. Di
mana susahnya, Ning?
Susahnya di sini. Di aliran darah yang
mungkin sudah ditongkrongi setan2 gendut, yang berwujud nafsu, yang
membidani lahirnya kemalasan. Yang dia baru bisa pergi jika diusir
dengan sekuat tenaga. Diusir paksa!
Ya, harus bisa memaksa diri sendiri !
Bismillah, Allahumma paksain :)
Eits salah. Kemarin kan baru saja diingatkan suami, jangan bikin doa
yang aneh2, doa seperti yang diucapkan Musa As aja: Allahumma yassirliy
amriy (Ya Rabb, permudahlah urusanku).
Jadi ingat dengan coretan pendekku 2 bulan yang lalu. Ah, sudah 2 bulan sejak tulisan itu, masih begini2 saja? Inna lillahi :(
SUDAH 1 JUZ KAH TILAWAHMU HARI INI ??
(tanyaku pada diri sendiri)
kita tak akan punya waktu untuk berinteraksi dgn Qur'an setiap hari, jika tak myempatkan diri.
jika tak mampu lagi berdiri lama gunakan Qur'an dalam bacaan sholat, masih bisa tilawah sambil duduk.
jika tak mampu lagi duduk tegak, masih bisa tilawah dengan duduk setengah berbaring.
jika lisan sudah serak, masih bisa tilawah tanpa suara.
jika mata sudah mulai berat, masih bisa tasmi' (menyimak) orang/mp3 tilawah.
jika sudah tidak bisa apa2 lagi, ya saatnya kita dibacakan yasin :)
Ya Rabb, jadikan kami termasuk orang2 yg membaca Qur'an
lalu meningkat kehidupan kami
jangan Kau jadikan kami orang2 yg membaca Qur'an
tapi kemudian sengsara hidup kami ....
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR
-
-
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh..
” Kuper ya kamu,sok agamis tapi gak pernah gaul “ “ Katanya islmai,
pake kerudung, tapi gandengan tangan sama pacarnya,mau gaul tapi
kebablasan” “Tu cewek mentang-mentang pake krudung ,kok sok eksklusif
banget ya,gaul nya cuma sama temen-temennya yang pake krudung doank,mana
mau cewek kayak kita di jadiin temen”
Kata-kata di atas
sering sekali anda maupun saya,dalam kata-kata yang sama atau pun dengan
pembendaharaan kata-kata yang lain. Masyarakat kita sering kali
menyimpulkan apa yang terlihat,lalu di generalisirkan. Hanya sedikit
yang berbuat,lantas di simpulkan bahwa semuanya sama. Seorang muslimah
yang memakai jilbab akhirnya terkena imbas para wanita yang memakai
kerudung gaul,kerudung yang dilitkan keleher atau tak menutup dada terus
memakai pakaian ketat agar terlihat bahwa mereka juga bisa gaul.
Padahal gaul yang melanggar syariat pun tentu tak di benarkan.
Sedangkan para wanita yang memakai pakaian longgar dan berjilbab panjang
akhirnya terkena imbas dari para muslimag gaul yang bertentangan dengan
syariat. Samapai ada yang mengatakan kalo semua perempuan itu sama
aja,pakai jilbab lebar buat menutupi aib..Naudzubillah.. Wanita yang
memakai jilbab syar’i memang bukan manusia sempurna atau lepas dari
kesalahan,tapi tentu mereka tetap ingin menjaga syariat terlepas dari
apapun yang mereka perbuat.
Tak lepas dari para
muslimah,kadang kala kita menemukan muslimah tapi pendiem. Sering kali
masyarakat pada umumnya mengatakan dia” kuper”. Padahal tidak selalu
yang gaul itu yang pinter ngomong,yang cerewet,yang temennya banyak.
Tapi bagaimana kita menyikapi pergaulan yang tidak menyimpang dari
ajaran islam. Dia pendiam atau dia cerewet asalkan itu baik baginya dan
bagi agamanya tentu itu lah yang terbaik. Muslimah pendiam tidak
selamanya akan jadi pendiam,ketika ada kemungkaran di depannya,itu lah
waktunya dia akan bergerak melangkah tak kenal takut. Dan tipe gaul yang
terakhir adalah pergaulan eksklusif.
Sering kali muslimah
satu dengan muslimah yang lain merasa mereka dijauhi. Pemikiran muslimah
eksklusif seperti ini yang harus kita hilangkan,entah itu dengan alasan
apapun. Pemikiran muslimah berjilbab hanya mau berteman dengan muslimah
berjilbab saja tentu tidak di benarkan,karna mereka pun senantiasa
membuka lebar-lebar pergaulan mereka dengan siapaun asalkan yang di ajak
bergaul sama-sama ingin menegakkan kebenaran dan menghilangkan
kemungkaran. Begitupun dengan para muslimah yang merasa dirinya tersisih
kan,kita semua adalah muslimah,pun kata rosulullah.
muslim itu bagaikan satu tubuh. Otomatis antara bagian tubuh yang lain saling membantu.
Jangan pernah berpikiran bahwa dia hanya mau bergaul dengan dia,dan tak
mungkin mau bergaul dengan ku. Tentu tidak sahabat. Bukalah hati kita
dalam bergaul dengan siapapun,tapi jangan jadikan pergaulan kita menjadi
ajang maksiat,apalagi ajang bergunjing Jangan lah kita terlena akan
kesombongan kita karna temen kita di mana-mana sehingga ada saudara kita
yang merasa tersisihkan keberadaanya. Rangkullah semuanya agar bisa
menegakkan panji Islami bersama-sama.
Gaul bukan di lihat dari
berapa orang yang mau menjadi temen kita,berapa banyak orang memuji
kita,berapa banyak orang yang menyukai kita. Tapi gaul yang bisa
menjadikan kita lebih baik dari sebelumnya,gaul yang bisa menjaga diri
kita dari kemaksiaan,dan gaul untuk mengajak saudara-saudara kita dalam
kebaikan untuk menggapai ridho Allah Azza Wa Jalla. Mari bergaul dengan
cara islami. ^_^
Wallahu’alam bi Showwab.
Sumber :: bukanmuslimahbiasa
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR
-
-
Oleh Dinar Zul Akbar
Terderang dering SMS dari HP si Rangga. Ia pun membuka HP canggih plus
mahalnya. Setelah dilihat ternyata itu berasal dari Cinta salah seorang
teman akhwatnya. Dengan sigap dan cepat ia segera membuka serta
membacanya. Setelah dibaca ternyata ada sebuah pesan Jar-kom (jaringan
komunikasi) berisi rapat agenda dakwah di kampusnya.
Jarkom
menjarkom adalah hal wajar bagi Rangga dan Cinta. Dikarenakan mereka
berdua adalah aktivis di kampusnya. Apalagi kedua provider mereka adalah
sebuah brand baru yang terkenal dengan model ibu-ibu gemuknya. Yaa
untuk sesaat, hal ini wajar adanya.
Waktu pun perlahan namun
pasti terus berlalu. Rangga dan Cinta yang pada awalnya hanya SMS jarkom
beralih ke topik permasalahan individu. Tanpa mereka sadari bahwa kini
sang setan telah berhasil masuk dengan mulus ke sasaran yang ia tuju.
Setan pun membatin dalam hati ”haha, mampus lu, kena gue tipu”.
Cinta sang putri terlanjur sering bertanya masalah syariah kepada
Rangga sang Pangeran. Rangga yang memang luas pengetahuannya dengan
mudah menjawab itu semua mulus tanpa hambatan. Selain perkara
halal-haram Cinta pun sering meminta tausiyah dari Rangga sang Ikhwan.
Ya, lagi-lagi Rangga yang memang kutu buku mampu menyanggupi segala
permintaan dari Cinta sang perawan.
Suatu ketika Rangga pun
merindu dengan SMS requestnya Cinta. Ia pun bertanya-tanya ada apa
gerangan dengan ”Si Dia”. Maka kali ini Rangga yang berSMS ria. Ia
menanyakan bagaimana kabar Cinta yang jauh diseberang kecamatan sana.
Cinta pun menjawab bahwa ia sedang kurang enak badan. Entah karena
aktivitasnya atau karena kuliahnya yang begitu sibuk menguras pikiran.
Si Rangga menjadi iba atas musibah yang menimpa Cinta yg ia sebut
sebagai sebuah penderitaan. ”Syafakillah ukhtiy, mudah2an Allah
menyembuhkan anti” tulis Rangga singkat dalam sebuah pesan.
Proses interaksi kini menjadi dua arah. Awalnya Rangga hanya sebagai
pengarah. Kini Rangga berbalik arah menjadi sang peminta hikmah. Giliran
Cinta yang kini posisinya sebagai ustadzah.
Perkara
halal-haram, dan SMS tausiyah pun sudah. Kini giliran masalah pribadi
atau syakhsiyah. Cinta sering meminta solusi tentang permasalahan yang
sering mengganggu hari-harinya yang cerah. Begitu pun sebaliknya dengan
akh Rangga yang juga sama-sama butuh solusi terhadap segala masalah.
Tidak sampai disitu saja. Mereka berdua sudah keluar jalur tampaknya.
Bonus SMS yang seharusnya dipakai ke hal-hal yang bermanfaat, kini
dihabiskan seenak jidatnya. Mereka berdua mulai menanyakan hal-hal yang
sangat sangat sederhana. Seperti sudah makan apa belum, bangunin qiyamul
lail, dan hal-hal nggak penting lainnya. Dan bahasa aku-kamu sudah
menjadi hal biasa menggantikan ungkapan anti-ana.
Hari-hari
terus berlalu dan nampaknya Cinta dan Rangga malah terlihat makin
menikmati. Mereka berdua menikmati aktivitas yang dirasa dakwah padahal
sebetulnya hanya sebuah permainan hati. Permainan yang biasa dimainkan
oleh sepasang insan yang mungkin menyebabkan mereka menjadi lupa diri.
Lupa terhadap pengawasan Allah yang maha mengetahui baik yang
terang-terangan ataupun tersembunyi.
Akibat permainan hati
tersebut. Cinta dan Rangga menjadi tertutup kepada teman-teman
seperjuangan dan seatribut. Usut punya usut. Nampaknya Rangga malu
setelah isi SMSnya di baca oleh salah seorang temannya yang bernama
Mahmud. Semenjak saat itu-lah Cinta dan Rangga tanpa komando perlahan
mundur tanpa banyak ribut. Mundur dari dunia per-dakwah-an, dunia tempat
dimana syariat Allah sering disebut-sebut. Dunia dimana surga merupakan
balasannya bagi siapa saja yang mau ikut.
Teman-temannya pun
tak bisa berbuat banyak. Toh, dari mulai cara bicara pribadi dari hati
ke hati sampai disindir-sindir semua mental tak satu pun yang masuk
secara telak. Para sahabatnya pun hanya punya senjata terakhir yaitu doa
secara serentak. Mudah-mudahan melalui doa ini Rangga dan Cinta bisa
sadar dan terhenyak.
untuk eramuslim.com
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer
Posted by hestuSUGAR
-
-
dakwatuna.com
- Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat-sahabat
Kerohanian Islam atau sering dikenal ROHIS di seluruh Indonesia, baik
tingkat menengah ataupun atas, semoga Allah memberikan keistiqamahan
dalam jalan kalian, dalam keikutsertaan kalian baik aktif ataupun pasif.
Saya hanya ingin sedikit sharing dengan kalian, tentang ROHIS ini,
tentang pengalaman, tentang cerita suka dan duka, tentang manfaat
teman-teman bergabung dengan ROHIS.
ROHIS, sebuah lembaga yang telah membesarkanku, mendidik dan mengajarkan tentang berbagai hal.
ROHIS merupakan satu lembaga ekstrakurikuler yang lengkap menurut pandangan saya,
ia mengajarkan untuk berorganisasi,
ia mengajarkan untuk dakwah dan ibadah,
ia mengajarkan untuk membina lingkungan sekolah,
ia mengajarkan untuk perencanaan kegiatan,
ia mengajarkan untuk komunikasi efektif,
ia mengajarkan untuk olahraga dan pendidikan jasmani,
ia mengajarkan untuk berjiwa sosial kemasyarakatan,
ia mengajarkan untuk menjadi pemimpin sejati,
ia mengajarkan segala hal yang kita butuhkan dan segala hal yang tidak kita butuhkan tapi bermanfaat untuk kita.
Namun satu hal yang tidak akan ditemui di ekskul manapun adalah ROHIS
bisa menjadi jalan Hidayah bagi siapa pun termasuk pengurus dan
anggotanya. inilah yang akan kita bahas teman-teman.
Jalan kebaikan, jalan petunjuk dan jalan hidayah, insya Allah.
Meskipun kita tidak merasakannya ketika aktif di ROHIS, tidak merasakan
seketika itu juga, tapi yakinlah, suatu saat, kita akan menemukan
sentuhan tersembunyi yang telah menjadikan kita seperti sekarang ini.
Mungkin ketika kuliah, atau setelah kerja, atau bahkan ketika tua
renta, kita baru teringat, bahwa awal mula kita mengenal tarbiyah
islamiyah (pembinaan Islam) adalah di ROHIS ini.
Awal yang mengubah emosi jiwa menjadi jiwa yang teduh penuh cinta,
mengubah dosa menjadi amal pahala,
mengubah rasa takut menjadi berani penuh semangat,
mengubah cara pandang negatif menjadi positif,
Semua mungkin berawal dari sini, dari ROHIS ini.
Oleh karena itu, saya hanya ingin berpesan, siapa pun kita, apapun
latar belakang kita, semaksiat-maksiatnya kita, jangan sampai kita
meninggalkan organisasi ini, karena ia adalah jalan yang Allah sediakan,
untuk membuka hati, membuka emosi, membuka jalan hidayahNya.
Jalan yang menghadirkan pelaku-pelaku kebaikan,
jalan ukhuwah dan kebersamaan yang erat menyatukan semua potensi kejujuran,
jalan yang suatu saat akan membuat kita sadar, bahwa di sinilah kita dibesarkan,
dengan segudang masalah,
Tetaplah berada bersama para pelaku kebaikan,
niscaya kebaikan itu akan mengikutimu,
dan akan mengubah paradigmamu,
bahkan mengubah maksiat-maksiatmu,
Yakin dan tetapkan tekadmu,
inilah jalan terbaik untuk masa depanmu,
bersama ROHIS, aku tetapkan yakinku.
Untuk sahabat ROHIS di seluruh Indonesia, para alumninya,
khusus ROHIS SMA N 55 dan Keluarga Alumni Rohis SMA N 55 (KARIMA),
mari kita bersama menjadi penerus peradaban,
yang melahirkan generasi-generasi rabbani,
mari kita sambut seruan yang mulia,
mari bersama ikuti langkah perjuangan,
di medan dakwah sekolah kita tercinta.
FAJAR FATAHILLAH
- Alumni ROHIS SMAN 55 Jakarta (2004-2006)
- Keluarga Alumni Rohis SMAN 55 (KARIMA)
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer