1. Masuk Islam Sejak Dini dan Hijrah ke Habasyah
Abu Musa Radhiyallahu ‘Anh
berkata: “… Asma binti Umais ikut hijrah ke Najasyi bersama orang-orang yang hijrah …” (HR Bukhari
dan Muslim)
2. Keberanian Moralitas
Abu Burdah, dari
Abu Musa Radhiyallahu ‘Anh, berkata: “Sampai kepada kami berita mengenai hijrahnya Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam ketika kami sedang berada di Yaman. Lalu kami pergi berhijrah kepada beliau,
yaitu aku dan dua orang saudara laki-lakiku. Akulah yang paling kecil dari mereka. Salah satu
dari kedua saudara laki-lakiku itu (bernama) Abu Burdah dan yang satu lagi Abu Ruhm, di
tengah-tengah lima puluh tiga atau lima puluh dua orang laki-laki dari kaumku. Lalu kami
naik perahu, dan perahu itu mengantarkan kami kepada Raja Najasyi di Habasyah. Akhirnya kami
bertemu dengan Ja’far bin Abu Thalib. Lalu kami tinggal bersama sampai semua tiba.
Kemudian kami bertemu dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika beliau menaklukkan Khaibar.
Lantas ada sejumlah orang yang berkata kepada kami (yaitu para penumpang perahu): ‘Kami
lebih dahulu hijrah daripada kalian.’ Asma binti Umais salah seorang anggota rombongan yang
datang bersama kami– masuk menemui Hafshah, istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
sebagai tamu. Setelah itu datang pula Umar menemui Hafshah, sementara Asma berada di samping
Hafshah. Ketika melihat Asma di sana Umar langsung bertanya: ‘Siapa wanita ini?’ Asma
menjawab: ‘Asma binti Umais.’ Umar bertanya: ‘Ini yang hijrah ke Habasyah? Ini yang mengarungi
lautan?’ Asma menjawab: ‘Ya.’ Umar berkata: ‘Kami lebih dahulu berhijrah daripada kalian
Karena itu kami lebih berhak daripada kalian terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam ‘Asma marah (mendengar ucapan Umar itu) dan berkata: ‘Tidak demi Allah. Kalian
bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Beliau memberi makan orang yang lapar di antara
kalian dan menasihati orang yang bodoh di antara kalian. Sementara kami berada di suatu negeri
yang jauh dan penuh kebencian terhadap Islam di Habasyah. Semua itu kami lakukan demi
mencari ridha Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, aku tidak akan makan atau minum hingga aku
sampaikan apa-apa yang kamu ucapkan itu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Kami
selalu diganggu dan ditakut-takuti, dan aku akan menuturkan hal tersebut serta
menanyakannya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Demi Allah, aku tidak berdusta, tidak
menyimpang dan tidak akan menambah-nambahnya.’ Setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam datang, Asma
binti Umais berkata: ‘Wahai Nabiyullah, sesungguhnya Umar mengatakan begini, begini.’
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya: ‘Lalu apa katamu kepadanya?’ Asma menjawab:
‘Aku bilang begini, begini.’ Mendengar keterangan Asma itu, Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata: ‘Tiadalah dia lebih berhak terhadapku daripada kamu. Dia dan
teman-temannya hanya mempunyai satu hijrah. Sedangkan kalian, wahai para penumpang perahu,
mempunyai dua hijrah.’ Asma berkata: ‘Sungguh aku melihat Abu Musa dan para penumpang
perahu datang kepadaku berbondong-bondong untuk menanyakan hadits ini kepadaku. Tidak ada
di dunia ini sesuatu yang membuat diri mereka lebih merasa bahagia dan bangga dibandingkan
dengan apa yang dikatakan kepada mereka itu oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam’ Abu Burdah
(perawi hadits) menerangkan bahwa Asma berkata: ‘Sungguh aku melihat Abu Musa
memintaku mengulangi hadits tersebut.’ (HR Bukhari dan Muslim)
3. Melaksanakan Haji ketika Hamil Tua
Aisyah Radhiyallahu ‘Anh
berkata: “Asma binti Umais istri Muhammad bin Abu Bakar melahirkan di dekat sebuah pohon. Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh Abu Bakar supaya dia menyuruhnya mandi
dan ihram.” (HR Muslim)
4. Penuh Perhatian terhadap Anak dan Suami
Jabir bin Abdullah mengatakan
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Asma binti Umais: “Mengapa aku
melihat badan anak-anak saudaraku (Ja’far) kurus-kurus dan lemah? Apakah mereka kelaparan?” Asma
menjawab: “Tidak, cuma saja mereka terkena ‘ain (ketajaman mata orang yang dengki).” Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam berkata: “Jampilah mereka!” Asma berkata: “Aku menawarkan kepada
beliau untuk menjampinya. Tetapi beliau berkata: ‘Jampilah mereka olehmu!’” (HR
Muslim)
Uraian di atas berkaitan dengan
perhatiannya terhadap anak-anaknya. Adapun perhatiannya terhadap suami, dapat
kita lihat dalam riwayat Thabrani dari Qais bin Abu Hazim. Dia berkata: “Kami
masuk menemui Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anh ketika beliau sedang sakit. Lalu aku
melihat seorang wanita berkulit putih dan pada kedua tangannya ada tato. Dia
sedang menghalau lalat dari Abu Bakar dan dia adalah Asma binti Umais.”
5. Kesaksian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
terhadap Asma
Abdullah bin Amru ibnul Ash
menceritakan bahwa sekelompok orang Bani Hasyim datang menemui Asma binti Umais. Lalu masuk Abu Bakar.
Ketika itu Asma menjadi istri Abu Bakar. Ketika Abu Bakar melihat orang-orang Bani
Hasyim itu, dia merasa tidak suka. Hal itu beliau tuturkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dan menambahkan: “Memang aku tidak melihat kecuali kebaikan.” Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memaafkannya dari perbuatan
tersebut.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdiri di atas mimbar dan bersabda:
“Sesudah hari ini, seorang laki-laki tidak boleh memasuki rumah wanita yang suaminya tidak ada,
kecuali dia bersama seorang atau dua orang lelaki.” (HR Muslim)
Kesaksian
itu mengingatkan kita pada kesaksian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Lewat sabdanya ini: “Saudara-saudara perempuan yang berempat, yaitu Maimunah,
Ummul Fadhal, Salma, dan Asma binti Umais saudara perempuan mereka dari garis
ibu adalah wanita-wanita mukminat.
Sekian Pembahasan Kita kali Ini
Insya Allah Semoga Bermanfaat Bagi Sobat Rohis . . .
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer